Wayan Koster Beri Dampak Positif pada Desa Adat Bali
Hot Topic Nasional

Tokoh Adat Serangan: Wayan Koster Beri Dampak Positif pada Desa Adat Bali

Channel9.id – Bali. Tokoh adat Desa Adat Serangan, Wayan Loka, mengapresiasi perhatian Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster, terhadap desa adat di Bali. Wayan Loka menilai program-program yang dicanangkan Koster, terutama dalam penguatan desa adat, memberikan dampak positif.

Desa Adat Serangan, yang dihuni sekitar 800-900 kepala keluarga mayoritas beragama Hindu, merupakan salah satu dari 1.493 desa adat di Bali. Bagi Wayan Loka, desa adat bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pusat kehidupan yang berlandaskan agama, tradisi, dan budaya yang diwariskan leluhur.

“Kita menjalani kehidupan sehari-hari dengan norma-norma adat yang diwariskan oleh leluhur, terutama menyangkut masalah agama, tradisi, dan budaya,” ujar Wayan Loka saat ditemui di Desa Adat Serangan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Rabu (23/10/2024).

Ia menyebut program unggulan Wayan Koster, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, berdampak positif dalam melestarikan dan memperkuat peran desa adat di Bali. Melalui program ini, Koster berupaya menjaga kelestarian tradisi di tengah pengaruh budaya luar.

“Dengan adanya desa adat sebagai ujung tombak, kita bisa menyaring budaya luar. Yang sifatnya positif kita serap, dan yang negatif kita abaikan,” tutur Wayan Loka.

Lebih lanjut, Wayan Loka mengungkapkan Desa Adat Serangan juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah provinsi. Setiap desa adat di Bali, termasuk Serangan, mendapatkan dana bantuan sebesar Rp300 juta per tahun yang digunakan untuk pembangunan terkait penguatan desa adat.

“Masyarakat adat merespons dengan positif, dan berharap agar kebijakan ini dapat terus ditingkatkan,” jelas Wayan Loka.

Dalam masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali, Wayan Koster memang dikenal mengutamakan penguatan desa adat. Salah satu kebijakan monumental yang ia canangkan adalah Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali. Melalui perda ini, Koster memperkuat kedudukan, kewenangan, dan fungsi desa adat, termasuk membentuk Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, serta menyediakan anggaran hingga Rp447,9 miliar untuk 1.493 desa adat di seluruh Bali.

Selain itu, Koster juga membangun 10 kantor Majelis Desa Adat (MDA) di tingkat provinsi dan 9 di kota/kabupaten, serta menyediakan tenaga administrasi dan fasilitas pendukung untuk kantor MDA.

Meski program-program tersebut sudah berjalan baik, Wayan Loka berharap Wayan Koster, jika terpilih kembali dalam Pilkada Bali 2024, dapat melanjutkan program Sat Kerthi Loka Bali dengan fokus pada penguatan adat dan pelestarian Tri Hita Karana.

“Harapan saya, Pak Koster melanjutkan program-programnya, terutama yang menyangkut adat, agar bisa diwariskan kepada anak cucu kita,” pungkasnya.

Adapun dalam Pilgub Bali 2024 ini, Koster berpasangan dengan cawagub I Nyoman Giri Prasta. Kedua pasangan ini mengantongi dukungan dari berbagai partai politik, seperti PDIP, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Buruh, Partai Gelombang Rakyat Indonesia, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Ummat.

Koster-Giri akan bertarung dalam Pilgub Bali melawan paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) yang diusung Partai Gerindra, Demokrat, Golkar, Nasdem, PKS, PAN, PSI, PKN, dan Garuda.

Baca juga: Tersendat Pandemi, Kebijakan Energi Bersih Wayan Koster Mulai Tunjukkan Hasil

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19  +    =  23