Channel9.id-Jakarta. Membintangi sebuah film tentu membutuhkan totalitas agar dapat berakting sebaik mungkin. Demikian dengan aktris Sheila Dara dalam membintangi film ‘SORE: Istri dari Masa Depan’. Sebuah film produksi Cerita Films dan disutradarai oleh Yandy Laurens ini mengangkat kisah romansa bertema perjalanan waktu yang emosional dan penuh makna.
Sheila berperan sebagai Sore, sosok perempuan misterius dari masa depan yang hadir dalam hidup seorang pria bernama Jonathan. Ia mengungkap berbagai proses persiapan unik yang ia jalani. Salah satunya, yaitu mempelajari bahasa asing yang tidak lazim digunakan di film Indonesia. Ia sempat belajar selama beberapa minggu sebelum syuting dimulai.
Belajar bahasa Kroasia menjadi tantangan tersendiri, karena bahasa tersebut digunakan dalam salah satu adegan penting. Meski tidak mendominasi film, bahasa itu menjadi penanda karakter Sore yang datang dari realitas berbeda. “Jadi aku sempat beberapa minggu belajar bahasa Kroasia, dan itu juga menarik banget sih,” kata Sheila, beberapa waktu yang lalu.
Selain urusan bahasa, Sheila juga menjalani latihan fisik yang awalnya membuatnya bingung. “Mas Yandy juga nyuruh aku nge-gym,” ungkapnya sambil tertawa.
Ia mengira arahan itu tidak ada hubungannya dengan perannya, sampai akhirnya dijelaskan bahwa karakter Sore digambarkan sebagai sosok sehat dan kuat dari masa depan.
Arahan itu pun membuat Sheila memahami bahwa setiap aspek visual dari karakter Sore punya arti. “Oh, karena kamu tuh dari masa depan, kamu tuh sehat, kamu tuh badannya kuat,” ujarnya menirukan arahan yang ia terima dari tim produksi. Transformasi fisik tersebut dilakukan untuk menciptakan kesan bahwa Sore bukan perempuan biasa.
Proses pendalaman peran ini membuat Sheila menyadari bahwa film ini memerlukan pendekatan yang berbeda. Ia tidak hanya menghafal naskah dan berdialog, tapi juga menyesuaikan gesture, intonasi, dan bahkan kondisi tubuh untuk menjiwai karakter.
Sheila juga berbagi bahwa pengalaman syuting film SORE Istri dari Masa Depan memberikan efek mendalam secara emosional. Ia bahkan menyebut prosesnya seperti sesi terapi. “Sebenarnya terapi keliling tau,” ucap Sheila, yang kemudian disambut tawa kecil dari tim.
Perjalanan emosional ini tidak hanya membentuk karakter Sore, tapi juga memberi refleksi baru bagi Sheila sebagai individu. Ia merasakan bahwa cerita film ini membawa dirinya meninjau ulang banyak hal dalam hidup, termasuk cara pandangnya terhadap relasi, kehilangan, dan wakttu.
Menurut Sheila, karakter Sore sangat berbeda dari kepribadiannya sendiri. Justru karena perbedaan itu, ia merasa banyak belajar. “Sore itu sangat soulful, sangat empatik, sangat wise. Hal-hal yang kayaknya tidak secara natural keluar dari aku,” tuturnya dengan jujur.
Ia bahkan menyebut bahwa banyak dialog Sore yang begitu dalam dan membuatnya terdiam. “Aku baca dan mikir, kok ini orang bisa ngomong kayak gini ya?” bebernya. Hal itu menjadi pengalaman baru yang membekas dalam proses kreatifnya.
Dari pengalaman tersebut, Sheila menyimpulkan bahwa peran ini tidak hanya sebagai pekerjaan akting, melainkan ruang untuk berkembang secara personal. “Kayaknya ini tuh jadi kayak reminder untuk jadi manusia yang lebih empatik dan lebih wise,” ungkapnya.
Ia pun berharap bahwa energi dan nilai-nilai yang ia rasakan saat memerankan Sore bisa ikut dirasakan oleh penonton. Menurutnya, film ini menyampaikan pesan tentang waktu, cinta, dan harapan yang dekat dengan keseharian banyak orang.
Baca juga: Barasuara Isi Soundtrack Film ‘Sore: Istri dari Masa Depan’, Terasa Baru dan Segar
Kontributor: Akhmad Sekhu