Hot Topic

TPF Beberkan 6 Kasus High Profile Terkait Penyerangan Novel Baswedan

Channel9.id-Jakarta. Tim Pencari Fakta (TPF) kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan memaparkan hasil investigasinya di Mabes Polri Rabu (17/7).

Juru Bicara Tim Pencari Fakta Nur Kholis menjelaskan, tim menemukan probabilitas serangan balik terhadap penanganan kasus yang dilakukan Novel Baswedan dengan penggunaan kewenangan berlebihan.

“TPF menemukan fakta terdapat probabilitas terhadap kasus yang ditangani korban yang menimbulkan serangan balik atau balas dendam, akibat adanya dugaan penggunaan kewenangan secara berlebihan. Dari pola penyerangan dan keterangan saksi korban, TPF meyakini serangan tersebut tidak terkait masalah pribadi tapi berhubungan dengan pekerjaan korban,” kata Nur Kholis dalam jumpa pers di Mabes Polri.

Terdapat enam kasus high profile yang dicatat oleh tim pencari fakta, yang dicurigai menjadi pemicu penyerangan terhadap Novel Baswedan, yaitu: kasus e-KTP, kasus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, kasus Sekretaris Jendral MA Nurhadi, kasus suap Bupati Buol Amran, kasus Wisma Atlet dan kasus pencurian sarang burung walet di Bengkulu.

Kasus terakhir, tidak dalam penanganan KPK namun tidak menutup kemungkinan menjadi pemicu karena termasuk high profile. Kasus pencurian sarang burung wallet tersebut terjadi pada tahun 2004, saat itu Novel menjadi Kasat Reskrim di Polres Bengkulu.

TPF merekomendasikan kepada Kapolri untuk pendalaman terhadap probabilitas motif penyerangan terkait 6 kasus high profile tersebut. Keenam kasus tersebut dinilai TPF memiliki potensi menimbulkan serangan balik atau balas dendam terhadap Novel.

Sebelumnya, tim gabungan bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memberikan laporan kepada Kapolri pekan lalu.

Sementara itu, salah satu anggota TGPF, Hendardi, menduga kasus ini bermotif politik. Hendardi mengatakan motif kasus ini bisa jadi tak cuma satu karena kasus ini kategori tingkat tinggi.

“(Maksudnya) Novel itu kan orang KPK, ini bisa dilihat ada latar belakang politik. Selama ini dari awal perkara ini kan sudah dilempar terus persoalan untuk Polri harus mengungkap, itu kan artinya kasus ini high profile,” kata Hendardi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo sebelumnya mengungkapkan,Polri akan segera membentuk tim teknis untuk menindaklanjuti rekomendasi tim gabungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  3  =