Channel9.id, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali melaporkan nilai transaksi dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 pada hari kedua sudah mencapai US$863 juta.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Internasional Bara Hasibuan mengungkapkan nilai tersebut berasal dari 38 kontrak penandatanganan kontrak kerja sama yang melibatkan 13 negara.
“Hari ini, kita menyaksikan momen penting penandatanganan 38 kontrak kerja sama bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan mitra dari 13 negara dengan nilai total mencapai US$863 juta,” ujar Bara di sela-sela agenda Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39, dikutip Jumat (11/10/2024).
Pembeli asing yang menandatangani kontrak kerja sama pada hari kedua TEI ke-39 ini berasal dari Italia, Persatuan Emirat Arab, Kanada, Mesir, Arab Saudi, Kamerun, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Australia, Nigeria, Chili, dan Malaysia. Buyer dengan kontrak terbesar berasal dari Mesir untuk produk biji kopi, bubuk kakao, dan minyak kelapa sawit. Dalam kesempatan ini, Bara mengajak semua pihak agar dapat merealisasikan dan mengoptimalkan manfaat dari kerja sama yang telah diinisiasi.
“Kita harap, acara ini menjadi titik awal dari kerja sama yang lebih erat dan saling menguntungkan antara Indonesia dan negara mitra. Mari terus berinovasi, memperluas jaringan, dan bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu, pada hari pertama gelaran TEI ke-39, sebanyak 183 komitmen dagang senilai US$15,32 miliar ditandatangani antara pelaku usaha Indonesia dan importir dari 20 negara. Pelaku usaha yang melakukan penandatanganan berasal dari India, Singapura, Inggris, Spanyol, Australia, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, Malaysia, Meksiko, Belanda, Turki, Italia, Jerman, Afrika Selatan, Mesir, Amerika Serikat, dan Arab Saudi.
Beberapa produk Indonesia yang menjadi komitmen bisnis, di antaranya adalah produk perkebunan, makanan dan minuman, ban kendaraan, jasa tenaga kerja, kelapa kering, serta jasa konstruksi.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan sebelumnya mengatakan, penandatanganan komitmen dagang hanyalah awal dari perjalanan.
Menurutnya, tantangan sesungguhnya adalah memastikan kerja sama pelaku usaha Indonesia dengan pembeli berjalan lancar dan menguntungkan kedua belah pihak.
“Kita terus menjaga semangat kerja sama ini dengan optimisme dan inovasi. Kami harap, momentum ini menjadi batu loncatan untuk kerja sama yang lebih besar dan lebih luas di masa mendatang. Marilah kita bersama-sama berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bersama,” tandasnya.