channel9.id – Jakarta. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengambil langkah signifikan dengan menawarkan program pemutusan hubungan kerja secara sukarela (buyout) kepada seluruh pegawai Central Intelligence Agency (CIA).
Langkah ini bertujuan untuk menyelaraskan CIA dengan prioritas keamanan nasional pemerintahannya, termasuk penargetan kartel narkoba dan penekanan terhadap pengaruh Tiongkok.
Program buyout ini menawarkan sekitar delapan bulan gaji dan tunjangan bagi pegawai yang memilih untuk mengundurkan diri.
Seorang juru bicara CIA mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut dimaksudkan untuk menyelaraskan badan tersebut dengan tujuan Direktur CIA yang baru, John Ratcliffe.
“Direktur Ratcliffe bergerak cepat untuk memastikan bahwa tenaga kerja CIA tanggap terhadap prioritas keamanan nasional Pemerintah. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi holistik untuk memberikan energi baru kepada Badan tersebut,” kata seorang juru bicara CIA dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, Direktur CIA yang baru, John Ratcliffe, telah memberlakukan pembekuan perekrutan dan meninjau ulang tawaran pekerjaan yang sudah ada untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan baru agensi.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya lebih luas pemerintahan Trump untuk merampingkan birokrasi federal dan menempatkan loyalis di posisi kunci.
Sebelumnya, pemerintah telah menawarkan program serupa kepada lebih dari dua juta pegawai sipil federal, namun CIA awalnya tidak termasuk dalam inisiatif tersebut.
Namun, kebijakan ini menuai kritik. senator Tim Kaine. Ia memperingatkan bahwa menerima tawaran buyout dapat membatasi peluang pekerjaan di pemerintahan di masa depan. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa langkah ini dapat mengurangi keahlian dan pengalaman yang berharga di dalam CIA.
Presiden Trump berencana untuk mengarahkan CIA agar lebih fokus pada operasi spionase dan kegiatan rahasia, terutama di Belahan Barat. Strategi ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memanfaatkan intelijen dalam negosiasi perdagangan, memerangi kartel narkoba Meksiko, dan menghadapi ancaman jangka panjang dari Tiongkok.
Baca juga: AS Akan Ambil Alih Gaza, Netanyahu Sampaikan Dukungannya
Perkembangan ini menandai perubahan signifikan dalam arah dan prioritas CIA di bawah pemerintahan Trump, dengan implikasi yang luas bagi operasi intelijen dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.