Channel9.id-Jakarta. Pasar Asia goyah lantaran investor terguncang dengan keputusan Presiden Amerika Serikat yang memberi dukungan kepada gerakan pro demokrasi Hong Kong. Tindakan AS tersebut dikhawatirkan akan menghalangi kesepakatan dagang AS-China pada akhir tahun ini.
Trump menandatangani Undang-Undang hukum terkait dukungan terhadap para pemrotes di Hong Kong, yang selanjutnya ditanggapi Menteri Luar Negeri China yang mendorong peringatan tentang tindakan tegas selanjutnya.
Ketegangan ini memicu turunnya indeks saham Asia Pasifik hampir 0,1 persen, meski data eknomi AS positif dan Wall Street mencatat kenaikan tinggi semalam.
Saham-saham unggulan Nikkei Jepang, Hang Seng Hong Kong, dan Shanghai fluktuatif seiring melemahnya momentum.
Di sisi lain, pasar saham AS melambung pada level tertinggi pada Rabu (27/11). Peningkatan tersebut juga disokong oleh data pertumbuhan ekonomi AS yang menguat pada kuartal ketiga.
Undang-Undang terkait dukungan pro demokrasi tersebut dipandang perlu, sejak ancaman sanksi atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dan melindungi otonomi Hong Kong.
Namun tindakan tersebut dipandang China sebagai intervensi urusan dalam negeri.
Perdana Menteri Li Keqiang dalam rapat kabinet Rabu (27/11) mengatakan dari sisi ekonomi, China telah mendorong majunya reformasinya sendiri untuk membangun bisnis global dan mendobrak hambatan investasi.
Pertumbuhan ekonomi melambat 6 persen yoy pada kuartal ketiga tahun ini. terlemah selama 25 tahun terakhir.
Li juga mengatakan, untuk perangsang pertumbuhan ekonomi, pajak akan terus dipotong.
“Memberi energi pasar adalah kunci dalam menghadapi tekanan ekonomi yang menurun. Kami akan terus memotong pajak dan reformasi fungsi pemerintahan untuk lingkungan bisnis yang lebih baik di China,” ujar Li sebagaimana dikutip dari website pemerintah.