Channel9.id-Jakarta. Twitter mungkin akhirnya menghadirkan fitur edit tweet. Namun, tampaknya perusahaan akan mengubah caranya untuk “diam-diam” mempertahankan tweet sebelum dihapus. Hal ini pertama kali dibeberkan oleh penulis Kevin Marks, dilansir dari Engadget. Ia mengatakan bahwa saat ini, perusahaan sekadar mengubah javascript tweet yang disematkan agar tweet yang sudah dihapus tak lagi terlihat di luar platform.
Sebelumnya, tweet yang dihapus masih terlihat di situs yang menyematkan tweet. Namun, kini Twitter menggunakan javascript agar tweet tersebut tampil sebagai kotak putih kosong. Selama ini, tweet dari pejabat publik, selebritas, dan masyarakat sering kali disematkan ke dalam berita. Jika tweet tersebut kemudian dihapus, ada catatan jelas yang menunjukkan apa telah mereka tulis.
Nah, menyusul pembaruan Twitter, kini ada artikel lama yang tak terhitung jumlahnya yang menampilkan tweet sebagai kotak kosong. Misalnya, tweet dari mantan Presiden Donald Trump yang secara rutin dikutip oleh organisasi media. Bahkan setelah akunnya ditangguhkan secara permanen, tweet-nya yang sudah dihapus masih bisa dilihat di situs yang menyematkannya. Sekarang, hal itu tak akan terjadi lagi dan hanya menampilkan kotak kosong.
Dalam kasus Trump, sudah ada banyak yang mengarsipkan tweet-nya. Namun, tak demikian bagi sebagian besar pengguna Twitter, termasuk pejabat publik lainnya. Selain itu, kendati secara teknis masih memungkinkan untuk melihat tweet dengan menonaktifkan javascript di browser, itu bukan langkah yang familiar bagi banyak orang.
Manajer produk Twitter Eleanor Harding mengatakan kepada Marks bahwa perubahan itu dilakukan “untuk menghormati orang yang menghapus Tweet mereka.” Sementara itu, juru bicara Twitter menolak berkomentar lebih lanjut tentang perubahan tersebut.
Meski begitu, menurut Marks, itu adalah langkah yang aneh. Sebab pilihan para teknisi Twitter yang sesungguhnya ialah untuk mempertahankan tweet yang sudah dihapus. “Jika itu dihapus, atau 1000 tahun di masa depan, teksnya tetap ada,” tulis mantan teknisi Twitter Ben Ward pada 2011 ketika fitur penyematan tweet pertama kali dirilis.
Lebih lanjut, hal itu sejalan dengan pernyataan dari eksekutif twitter terkait pentingnya Twitter sebagai semacam “catatan publik.” Pada 2018 lalu, mantan CEO Twitter Jack Dorsey mengaku ragu untuk membuat tombol edit karena akan mereduksi mengikis kemampuan Twitter, yang berfungsi sebagai catatan publik. “Sangat penting bagi kita untuk melestarikannya,” katanya saat itu.
(LH)