Channel9.id-Jakarta. Twitter tengah menguji coba cara baru melaporkan tweet. Cara ini akan mempermudah pengguna melaporkan perilaku kasar atau mencurigakan ke perusahaan.
Nantinya pelapor tak harus memilih opsi dari daftar deskripsi—yang muncul ketika ingin melapor, terkait aturan apa yang dilanggar oleh tweet. Sebagai gantinya, perusahaan akan menanyakan apa yang terjadi dengan pendekatan “gejala-pertama” guna mengumpulkan informasi yang lebih lengkap.
Baca juga: Aturan Twitter Disalahgunakan, Imbasnya Belasan Akun Ditangguhkan
Dalam hal itu, Twitter memberi contoh seperti pasien dalam keadaan darurat, dokter tak akan bertanya “Apakah kakimu patah?” tetapi “Di mana yang sakit?”
Brian Waismeyer, ahli data di tim pengalaman pengguna kesehatan yang mengawasi proses baru, menuturkan bahwa meminta seseorang untuk mengidentifikasi masalah bukanlah cara yang efektif untuk mencari tahu apa yang salah. “Jika mereka ingin mendapat bantuan, maka hal yang bisa mereka lakukan ialah menggambarkan apa yang terjadi pada mereka saat itu,” katanya, dilansir dari The Verge.
“Hal yang membuat laporan begitu kompleks ialah kami menegakkan nilai-nilai pelanggaran persyaratan layanan berdasarkan aturan Twitter,” jelas manajer senior UX Twitter Renna Al-Yassini. “Sebagian besar yang dilaporkan pengguna begitu abu-abu dan tak memenuhi kriteria pelanggaran Twitter, tetapi mereka masih melaporkan apa yang mereka alami sebagai masalah yang sangat dalam dan sangat mengecewakan.”
Adapun dengan mengalihkan fokus laporan ke pelapor, Twitter berharap bisa meningkatkan kualitas laporan yang diterimanya, yakni semakin banyak detail yang bisa dikumpulkan, semakin tepat Twitter menangani tweet yang dilaporkan.
Saat ini, perubahan itu sedang diuji coba dalam skala kecil di Amerika Serikat. Twitter mengatakan perubahan ini baru akan diluncurkan ke khalayak luas pada 2022.
(LH)