Channel9.id-Jakarta. Indonesia bisa menjadi produsen terbesar listrik berbasis energi panas bumi atau geothermal. Hal ini disampaikan oleh Prof. DR. Eng. Yunus Daud, Dipl. Geoterm. Tech. M.Sc., pada sambutan Pengukuhan Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Alam MIPA Universitas Indonesia di kampus UI Depok, Rabu (12/2/2025).
Menurut Prof Yunus, Indonesia kini berada di urutan kedua, penghasil energi hijau panas bumi setelah Amerika Serikat. “Potensi panas bumi ada dari Sabang sampai Merauke,” ujar doktor teknik kebumian dari Universitas Kyushu, Jepang ini.
“Ada 360 titik geothermal dengan potensi energi mencapai 23,6 GWe, di sepanjang pulau Sumatera hingga Papua dan di area cekungan-cekungan migrasi yang memiliki temperatur menengah (100-200 C) di kedalaman 2000 meter,” katanya.
”Potensi besar yang menjadi anugerah bagi Indonesia, karena energi panas bumi tahan gangguan cuaca, tidak mengeluarkan emisi, energi baru dan terbarukan. Geothermal mampu bertahan hingga ratusan tahun,” tambah Profesor asal Tegal ini.
Walaupun potensi besar, ada tantangan juga yang cukup besar dalam mengeksplorasi energi panas bumi. Karena untuk menemukannya perlu melakukan pengeboran yang berbiaya mahal. Satu sumur membutuhkan biaya USD 6 juta atau sekitar Rp 100 miliar. Padahal dalam eksplorasi dibutuhkan minimal 3 sumur, sehingga jika ada kegagalan sumur investasi menjadi sangat mahal.
Menghadapi tantangan tersebut, Prof Yunus Daud mengembangkan inovasi teknologi “advanced reservoir imaging” yang dipandu teknologi satelit remote sensing mampu mendeteksi dan memberikan gambaran tiga dimensi pada spot-spot potensi geothermal.
Teknologi ini mirip “Medical Body Imaging Technology” pada dunia kedokteran untuk menambah akurasi spot geothermal. Teknologi yang dikembangkan di UI ini terbukti sukses dalam pengeboran sumur eksplorasi pertama di Blawan-Ijen, Jawa Timur.
Dimana aplikasi 3-D Magnetotelluric Imaging Technology yang dikembangkan Tim UI di Lapangan Blawan-Ijen Milik PT. Medco Cahaya Geothermal berhasil mendeteksi keberadaan zona Reservoir yang tersembunyi di kedalaman 1500-2000 meter.
Prof. Yunus Daud berharap jika iklim investasi bidang geothermal ini baik. “Kita akan mampu melakukan swasembada energi yang digalakkan Presiden Prabowo,” tandasnya.
Baca juga: Profesor Unud Apresiasi Kebijakan Energi Bersih Koster: Terobosan Menuju Bali Mandiri Energi