UE
Ekbis Internasional

Uni Eropa Siap Balas Tarif 30% dari Trump, Pertaruhan Perang Dagang Kembali Memanas

Channel9.id, Jakarta – Uni Eropa (UE) menyatakan siap mengambil langkah balasan jika Amerika Serikat benar-benar menerapkan tarif impor sebesar 30% terhadap produk Eropa mulai 1 Agustus 2025. Kebijakan terbaru dari Presiden AS Donald Trump ini mengejutkan blok tersebut, meskipun kedua pihak telah menjalani negosiasi intensif dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan UE tetap membuka jalur diplomasi hingga tenggat waktu, namun siap bertindak tegas jika kebijakan sepihak tersebut diberlakukan.

“Kami akan melakukan segala langkah yang diperlukan untuk membela kepentingan Eropa, termasuk tindakan balasan yang proporsional,” kata von der Leyen.

Sebagai bagian dari respon awal, para duta besar negara anggota UE telah menggelar pertemuan pada 13 Juli, dan dilanjutkan dengan rapat luar biasa para menteri perdagangan di Brussels. Salah satu opsi yang dibahas adalah mengenakan tarif atas produk AS senilai 21 miliar euro, sebagai respons terhadap kebijakan tarif AS sebelumnya terhadap baja dan aluminium.

Meski hingga kini UE belum merespons langsung kebijakan Trump, dua paket sanksi yang telah disiapkan diperkirakan akan berdampak pada barang AS senilai 93 miliar euro. Beberapa negara anggota, seperti Jerman, Prancis, dan Spanyol, telah menyuarakan dukungan terhadap posisi tegas UE, seraya tetap berharap tercapainya solusi melalui perundingan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa UE perlu siap menggunakan instrumen anti-koersi apabila tekanan sepihak terus berlanjut. Instrumen ini memungkinkan pembatasan tak hanya pada barang, tetapi juga jasa.

Sementara itu, Presiden Trump berulang kali menyebut defisit perdagangan barang AS dengan Eropa sebagai alasan utama kebijakan tarif. Namun, UE menekankan bahwa kelebihan AS dalam sektor jasa membuat neraca perdagangan kedua pihak tetap seimbang secara keseluruhan.

Potensi Dampak Besar

AS dan UE adalah mitra dagang utama satu sama lain, dengan total nilai transaksi barang, jasa, dan investasi mencapai US$9,5 triliun. Perselisihan dagang ini dinilai berisiko tinggi terhadap kestabilan ekonomi global. Carsten Brzeski, Kepala Riset ING, menyebut situasi ini menempatkan UE di persimpangan jalan: mengalah atau melawan.

Bank Sentral Eropa (ECB) pun telah memasukkan skenario tarif sebagai bagian dari proyeksi ekonomi. Jika tarif 30% diterapkan, pertumbuhan ekonomi kawasan euro bisa terpangkas drastis, dan inflasi turun di bawah target baseline.

Meski demikian, sejumlah analis menilai ancaman tarif ini bisa jadi hanya strategi negosiasi Trump, mengingat kebiasaannya mengumumkan kebijakan besar namun kemudian menundanya menjelang tenggat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  47  =  53