Channel9.id-Jakarta. PAN menyatakan masih berprasangka baik terhadap sikap NU terkait usulan presiden dilipih MPR. Namun, PAN meminta ada kajian terkait usulan itu.
Hal ini untuk merespons terkait penilaian Perludem yang melihat pemilihan presiden dikembalikan ke MPR seperti mengulangi kegelapan era Orde Baru (Orba).
“Makanya dikaji plus minusnya. Tentu kan PBNU menyarankan seperti itu mungkin sudah melihat bagaimana pilpres selama ini begitu keras berhadap-hadapan. Tapi mungkin usul NU itu bisa jadi masuk akal. Tapi apa disetujui atau tidak ya belum tahu. Tapi kalau anggapan kembali ke Orde Baru harus dikaji lagi juga itu,” kata Sekretaris Fraksi PAN DPR Yandri Susanto kepada wartawan, Kamis (28/11).
Yandri menyebut semua usulan, termasuk dari PBNU, masih sebatas perdebatan publik. Menurutnya, sebaiknya semua usulan terkait amandemen terbatas UUD 1945 ditampung dulu.
“Itu kan bagian dari debat publik sekarang apakah presiden tetap dipilih langsung atau tidak, MPR, kemudian perlu 3 periode atau cukup 1 periode tapi tahunnya ditambah atau cukup 2 periode itu kan perdebatan publik. Saya kira itu nggak ada masalah kalau masih sebatas perdebatan. Ditampung aja, nanti dibahas secara baik, secara terbuka, transparan terhadap semua aspirasi itu,” kata Yandri.
PAN menilai sistem pemilihan presiden yang ada saat ini–dipilih langsung oleh rakyat–masih baik untuk dilanjutkan. Namun PAN mengaku siap mendengar berbagai aspirasi.
“Kalau PAN sampai hari ini memang belum berubah sikapnya bahwa presiden itu tetap dipilih langsung oleh rakyat dan cukup masa jabatannya maksimal 2 periode. Tapi PAN juga siap mendengar aspirasi bagaimana yang terbaik untuk bangsa ini. Tapi sikap resmi PAN ya itu,” tutur Yandri.
(vru)