Oleh: Irwan Makdoerah*
Channel9.id-Jakarta. Ramai sekali berita tentang vaksin belakangan ini. Nuansanya pun hanya dua: optimis dan berhati-hati, kalau tidak mau disebut pesimis. Banyak pihak yang sudah angkat bicara. Lantang dan energik. Baik yang bersikap optimis, maupun yang menyampaikan dengan kehati-hatian. Imbang dalam angkat bicaranya.
Cina sendiri, sebagai surrogate mother covid-19, dikabarkan sudah menyuntikkan ke rakyatnya. Ribuan, katanya. Produsen mengklaim, peneliti mengkritik. Itu yang terjadi saat ini di Cina.
Produsen, pastinya mereka tidak mau menghancurkan namanya. Prosedur dijalankan. Dan pastinya dijalankan dengan ketat untuk setiap tahapan. Sekarang Uji klinis tahap 3 masih berlangsung. Hasilnya mungkin sebentar lagi akan ada.
Hanya saja, kenapa sudah ribuan orang di Cina sana disuntikkan vaksin? Sementara hasil uji klinis tahap 3 saja belum usai. Apakah ini bagian dari strategi marketing Cina? Atau memang mereka terlalu gegabah akibat terlalu yakin?
“Kita tidak pernah tahu seperti apa covid-19 ini. Walau sudah mungkin 1 tahun bersama kita. Bisa saja sama dengan flu. Tapi apakah kita sudah yakin dengan dampak dari vaksin ini. Dampak vaksin jangka panjangnya, maksud saya?“, ujar Fareed Zakaria saat melakukan telewicara dengan anchor news CNN, Don Lemon hari Sabtu 3 Oktober 2020.
Memang kita membutuhkan kecepatan. Apalagi di saat pandemi seperti ini. Tujuannya sangat jelas. Bagaimana covid-19 ini dapat segerakan menormalkan kembali kehidupan dunia. Akan tetapi, tetap perlu kehati-hatian. Apalagi ini berkaitan dengan rakyat, bangsa dan negara di dunia ini.
“Sebelum uji klinis tahap 3 benar-benar selesai, sulit bagi kami untuk memiliki keyakinan penuh atas efektivitas dan keamanan vaksin,” pernyataan Lawrence Gostin, professor di Georgetown University kepada VOA News di Sabtu, 3 Oktober 2020.
Vaksin untuk perlindungan dan pertahanan diri dari penyakit. Dia dibentuk dari zat senyawa yang mengandung virus atau bakteri yang dilemahkan. Harapannya adalah untuk membentuk daya tahan tubuh. Menghasilkan antibodi. Apapun, pasti akan menghasilkan efek samping dari vaksin ini.
Kita ambil contoh perkembangan vaksin yang sudah ada. Diketahui virus influenza itu sendiri cepat sekali berubah. Walau vaksin influenza sendiri sudah ada sejak tahun 1930-an, namun terus dikembangkan hingga saat ini. Wikipedia menginformasikan bahwa vaksin influenza saja dikembangkan dua tahun sekali, sesuai jurnal WHO Weekly Epidemiological Record, yang diterbitkan di bulan November 2012.
Masih ada jalan yang berliku dan panjang untuk mendapatkan keyakinan atas vaksin covid-19. Uji klinis tahap 3 belum selesai. Oktober ini diharapkan selesai. Harapan kita semuanya tentunya mendapatkan hasil yang terbaik. Namun, persetujuan dari WHO tampaknya juga belum tentu mudah didapatkan. Banyak hal yang menyangkut elemen persetujuan harus dipenuhi.
Vaksin untuk membangun anti bodi. Harus aman. Efektif. Minimal efek samping, baik reaksi lokal maupun sistemik. Tentunya, termasuk efek samping jangka pendek dan jangka panjang.
Yang sudah pasti, Covid-19 is the Truth. Kita tidak mungkin menyangkalnya. Vaksin masih harapan. Seoptimis apapun akan vaksin, kita perlu berhati-hati. Jangan sampai menjadi bumerang. Positive tone tentang vaksin harus diimbangi dengan kehati-hatian dalam komunikasinya.
Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan. Itulah vaksin saat ini. Dan ini sebuah keyakinan. Tidak perlu kita menyangkalnya juga.
*Doktor Ilmu Kebijakan Publik, alumni Southampton University