Channel9.id-Jakarta. Setelah berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 pada tahun lalu, Asia Tenggara kini sedang mengalami lonjakan angka kasus baru dan kematian, Jumat (9/7/2021). Angka vaksinasi juga terhitung masih kecil disaat varian Delta menghambat proses pengendalian.
Disaat negara-negara Eropa sudah bersiap mencabut sebagian besar protokol kesehatannya, pemerintah di Asia Tenggara mengetatkan protokol kesehatannya, berharap lockdown dapat memutus mata rantai Covid-19 dan menurunkan angka kasus Covid-19 setelah mulai naik di bulan Mei.
Indonesia, negara padat yang terdampak parah oleh varian Delta, mencatat 38,391 kasus baru pada hari Kamis, enam kali lebih banyak dari sebulan lalu dan angka kematiannya dua kali lipat dari awal bulan Juli.
Angka kematian pada hari Kamis juga melonjak di Thailand. Pemerintah Thailand menyarankan untuk melarang bepergian keluar kota disaat varian Delta menyebar dengan cepat di Bangkok. Terminal baru di bandara ibukota Thailand juga dirubah menjadi rumah sakit darurat dengan 5,000 kamar untuk para pasien.
Myanmar mencatat ada 4,000 kasus baru untuk pertama kalinya pada hari Kamis dan Kamboja juga untuk pertama kalinya melihat angka kasus dan kematian Covid-19 di negaranya melonjak sangat tinggi sejak sembilan hari lalu.
Para ahli medis mengatakan kecilnya angka tes Covid-19 di Indonesia dan Filipina membuat mereka mempertanyakan angka asli kasus Covid-19 disana, sedangkan Myanmar melihat menurunnya angka tes Covid-19 sejak terjadinya kudeta di bulan Februari.
Reputasi Vietnam sebagai salah satu negara yang dapat mengendalikan pandemi Covid-19 selama 13 bulan juga mulai terancam dengan naiknya angka kasus disana selama tiga hari belakangan ini. Takutnya para warga kota Ho Chi Minh membuat mereka melakukan panic buying.
Dicky Budiman, seorang epidemiolog dari Universitas Griffith mengatakan Asia Tenggara kesulitan untuk mengatasi varian Delta dikarenakan tidak konsisten strategi dan penegakan protokol kesehatan.
Beliau juga mengutip kalau Asia Tenggara perlu memperluas jangkauan proses vaksinasi agar banyak warga yang dapat terlindungi.
“Tentu ada manfaat pada vaksin-vaksin itu, tapi ada titik lemahnya. Kenapa? Dalam mengendalikan pandemi dengan skala yang besar, hanya divaksin saja tidak akan cukup,” ujarnya.
Proses vaksinasi di Asia Tenggara masih terbilang rendah. Indonesia dengan total populasi sebanyak 270 juta orang hanya 5,4% warganya yang sudah divaksin penuh. Di Filipina hanya 2,7% saja yang sudah divaksin penuh dan di Thailand hanya 4,7% saja.
Malaysia sudah memvaksin 9,3% 32 juta warganya dan melakukan lockdown di ibukota dan daerah industrinya.
Indonesia dan Thailand berencana untuk meningkatkan proses vaksinasi dengan vaksin Moderna dan Pfizer untuk para pekerja kesehatannya.
Satu-satunya negara Asia Tenggara yang menunjukkan kondisi baik-baik saja hanyalah Singapura. Pemerintah Singapura berencana untuk melonggarkan peraturan protokol kesehatan. Mereka juga dikabarkan juga akan berhasil memvaksin setengah warganya pada akhir bulan ini.
Pemerintah Singapura juga berencana untuk mengizinkan warganya yang sudah divaksin untuk menghadiri acara-acara besar seperti konser, seminar, konferensi atau acara olahraga.
(RAG)