Channel9.id-Jakarta. Aplikasi wajah tua FaceApp yang sedang viral ini tampaknya membuat politisi Amerika Serikat (AS) gusar. Pasalnya, aplikasi FaceApp dibuat oleh start up yang berasal dari Rusia. AS khawatir akan risiko keamanan dan privasi nasional.
Sebagaimana dilansir CNN, seorang senator AS dari Partai Demokrat Chuck Schumer meminta Federal Bereau Investigation (FBI) untuk turun tangan dan melakukan investigasi. Ia khawatir tentang privacy dan data yang dapat dibagikan dengan pemerintah Rusia.
“Lokasi FaceApp di Rusia menjadi pertanyaan, tentang bagaimana dan kapan perusahaan menyediakan akses data warga AS ke pihak ketiga, termasuk potensi pemerintah asing,” ujar Schumer, Kamis (18/7).
“Saya minta kepada FBI untuk memeriksa apakah data personal diunggah oleh jutaan warga AS kedalam FaceApp, ada kemungkinan jatuh ke tangan pemerintah Rusia atau pihak ketiga yang berhubungan dengan pemerintah Rusia,”tambahnya.
Schumer juga khawatir dengan ketentuan pada layanan FaceApp, terkait perlindungan data pribadi, apakah pengguna mengetahui siapa saja yang dapat mengakses data pribadi pengguna.
Kekhawatiran Partai Demokrat tehadap Rusia tampaknya beralasan. Pasalnya para anggota partai ini pernah menjadi target dari hacker Rusia pada pemilu presiden tahun 2016.
Sementara itu, CEO FaceApp Yaroslav Goncharov membantah perusahaannya memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia. Ia juga menyangkal berbagi atau menjual data dengan pihak ketiga.
Ia menambahkan, walaupun lokasi perusahaannya di St. Petersburg Rusia, tidak serta merta memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia.
FaceApp dirilis pada tahun 2017, menjadi viral minggu ini. Aplikasi ini dapat membuat wajah penggunanya terlihat lebih tua atau lebih muda. Selebriti dan tokoh publik lainnya di seluruh dunia berbagi foto diri mereka yang diedit melalui aplikasi. Saat ini, FaceApp menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Google Play.
