Hot Topic Lifestyle & Sport

Virolog: Omicron Bergejala Lebih Ringan Dibanding Varian Lain

Channel9.id – Jakarta. Virolog drh. Moh Indro Cahyono menyampaikan, Covid-19 varian Omicron memiliki gejala lebih ringan dibandingkan dengan varian lain seperti varian Alpha, Delta, dan Gamma. Varian Omicron lebih mudah diobati karena sifatnya yang hanya suka memaparkan, ketimbang menginfeksi tubuh seseoranng. Sifat itu yang membuat pasien yang terpapar omicron hanya menunjukkan gejala batuk dan sakit tenggorokan.

Sebelum itu, Indro menyatakan, perlu ditegaskan perbedaan antara konsep terpapar dan terinfeksi virus corona. Terpapar, kata Indro, merupakan sebuah kondisi di mana seseorang sedang berada di kawasan yang penuh dengan virus corona. Ketika itu, dia akan mudah terpapar virus corona. Virus itu akan menempel pada mukosa hidung, mulut, dan tenggorokan. Hal itu yang menyebabkan timbulnya gejala sakit tenggorokan dan batuk.

Namun, setelah virus itu masuk ke dalam ruang tubuh dan cocok dengan reseptor ACE2 (paru-paru, jantung, ginjal, dan ileum), maka seseorang itu sudah terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi akan muncul gejala demam.

Perbedaan antara varian non omicron dan omicron terletak pada cocok atau tidaknya virus dengan reseptor ACE2. Virus varian non omicron cocok dengan reseptor ACE 2 sehingga bisa masuk ke dalam tubuh dan merusak organ di dalamnya. Sedangkan, virus varian omicron tidak cocok dengan reseptor ACE 2 sehingga tidak sampai menginfeksi tubuh.

“Varian non omicron sifat mengikat untuk menginfeksinya cocok dengan reseptor ACE2 sehingga bisa berikatan dengan sel. Hal ini membuat virus melakukan replikasi (memperbanyak diri), yang tadinya 1 virus jadi 10, yang 10 jadi 100 dan seterusnya. Ketika virusnya banyak akan membuat sel pecah dan terjadi kerusakan organ sehingga virus itu harus dikeluarkan dari dalam tubuh menuju ke luar, makanya kita demam,” kata Indro dalam WEBINAR Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), Kamis 24 Februari 2022.

“Berbeda dengan itu, varian omicron sifatnya tidak mengikat karena tidak ada kecocokan dengan reseptor ACE2. Ini juga yang membuat virus varian omicron tidak melakukan replikasi. Sehingga yang terjadi virus tadi gemuk, dan menutupi sel. Sel yang membutuhkan nutrisi tidak bisa menerima nutrisi dari luar. Sehingga sel menjadi kecil. Tapi tidak pecah,” lanjut Indro.

Indro menjelaskan, varian omicron biasanya hanya menempel di tenggorokan dan hidung saja. Namun, daya tempelnya sangat kuat jika dibandingkan dengan varian lainnya. Omicron juga sangat cepat terpapar ke seseorang.

“Tapi tidak membuatnya terjadi infeksi, makanya gejalanya ringan. Jadi varian awal lebih berbahaya dari pada varian omicron,” kata Indro.

Untuk mengetahui perbedaan orang yang terpapar dengan terinfeksi bisa dilakukan dengan melakukan swab hidung dan sampel dahak. Jika melakukan swab hidung hasilnya positif sedangkan sampel darah menunjukkan negatif, maka dia hanya terpapar. Namun, jika hasil keduanya positif maka dia terinfeksi virus.

“Jadi kalau mau lihat infeksi tidak bisa dari swab hidung, harus dari dahak karena infeksi terjadi dalam tubuh,” kata Indro.

Indro pun mengingatkan bahwa orang yang sakit adalah orang yang memiliki potensi menularkan kepada orang lain. Sedangkan, orang yang tidak sakit, meskipun positif tidak menularkan. “OTG tidak bisa menularkan,” ucap Indro.

Untuk melepaskan diri dari paparan virus khususnya Omicron, Indro memberikan saran supaya seseorang melakukan cuci hidung dan kumur mulut dengan garam 2 persen.

Langkah-langkanya, siapkan garam krosok/garam ikan/garam non yodium, air mineral, botol cuci hidung/botol kecap/botol berselang. Cara membuatnya, larutkan satu sendok makan garam krosok (untuk non omicron) atau 2 sendok makan garam krosok (untuk varian omicron) dengan 1 liter air mineral. Aduk hingga merata.

Adapun cara pemakaianya, semprotkan pada lubang hidung kanan dan kiri, minimal 3 kali sehari. Lalu, kumur-kumur sampai tenggorkan. Lakukan sehari 2 kali atau setelah beraktifitas di luar ruangan.

Menurut Indro, cara itu bermanfaat untuk mencegah paparan virus agar tidak terinfeksi. Cara ini bisa melepas ikatan virus pada saluran murkosa.

Sedangkan, untuk yang sudah terlanjur terinfeksi Covid-19 atau sedang sakit, Indro menyarankan resep 131, 1 jahe + 3 serai + 1 lengkuas, untuk memulihkan dan mempercepat proses kesembuhan.

Resepnya 1 jahe, 3 serai, dan 1 lengkuas kemudian ditumbuk kasar. Lalu dimasak pada satu liter air mendidih selamat 10 menit. Diminum pagi dan sore.

Indro menyatakan, cara ini dilakukan untuk mempercepat sistem sirkulasi tubuh sehingga menjadi sering buang air kecil/ Pada saat kita sering buang air kecil, virus-virus yang ada dalam tubuh keluar dan mati karena hancur oleh urea di dalam air seni itu.

“Kedua membentuk kondisi di mana tidak cocok jadi pertumbuhan virus. Virus jadi tidak bedah dan tiadk mau melakukan replikasi,” kata Indro.

Indro menyampaikan, cara ini sudah terbukti ampuh untuk menyembuhkan pasien dari paparan dan infeksi Covid-19. Sebanyak empat pasien yang mulanya dikira positif terinfeksi Covid-19 ternyata setelah diberi ramuan cuci hidung dan kumur air garam 2 persen, dinyatakan terpapar varian omicron.

Keempat pasien itu sebelumnya menunjukan hasil positif pada swab hidung dan sampel dahak. Setelah diberi resep cuci hidung dan kumur garam 2 persen, sampel dahak menunjukkan hasil negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa empat pasien itu hanya terpapar varian omicron. Kemudian, setelah dilakukan rutin sekaligus meminum resep 131, empat pasien tersebut sembuh dalam rentang waktu 4-8 hari.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  5  =