Channel9.id-Jakarta. Penelitian terbaru mengungkap bahwa mutasi baru virus corona SARS-CoV-2, yakni G614, disebut lebih cepat menyebar namun tidak lebih berbahaya dari sebelumnya, D614.
Diketahui, temuan itu didapat setelah menguji sampel pasien Covid-19 di Benua Eropa dan Amerika Serikat. Para peneliti kemudian mengurutkan genom virus tersebut dan membandingkannya dengan genom virus corona baru untuk dipetakan penyebarannya.
“Kami menafsirkan bahwa virus itu kemungkinan lebih menular. Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 memperparah penyakit (Covid-19),” tutur Ahli Biologi Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory, Jumat (3/7).
Menurut hipotesa tim Korber, G614 menyebar lebih cepat di saluran pernapasan bagian atas, yakni hidung, sinus, dan tenggorokan.
Di Inggris, para peneliti telah mengetes seribu pasien positif Covid-19 yang terinfeksi mutasi virus baru. Hasilnya, mereka tidak melalui gejala yang lebih buruk, dibanding mereka yang terinfeksi virus ‘asli’.
Untuk memastikan kebenaran hasil penelitian tersebut, para peneliti bahkan berulang kali melakukan pengetesan. “Semua ahli kemudian sepakat bahwa bentuk G lebih menular daripada bentuk D. Kami sekarang memiliki bukti eksperimental yang mendukung,” jelas peneliti lain, David Montefiore dari Duke University.
Para peneliti menekankan pentingnya sistem kekebalan yang lebih tinggi untuk menetralkan mutasi itu, menimbang virus mudah menyebar.
Lebih lanjut, para peneliti menyebut mutasi ini mempengaruhi protein spike virus SARS-CoV-2. Saat ini para peneliti tengah meneliti apakah G614 bisa dikendalikan vaksin. Sejauh ini, G614 disebut bisa dinetralkan dengan serum pemulihan yang diambil dari sampel darah enam pasien penyintas Covid-19 yang tinggal di San Diego, AS.
“Kami melihat bahwa kisaran antibodi dalam darah diri seseorang sama efektifnya dengan menetralkan virus baru maupun yang lama. Penemuan ini tentunya melegakan,” tulis peneliti dari jurnal biorxiv.
Para peneliti mengaku perlua meneliti lebih lanjut untuk memastikan kebenaran dan memperkuat atas hopotei dan temuan mereka. Peneliti juga akan mengawasi mutasi virus corona yang lain.
“Bercermin dari hasil eksperimental ini, bukan berarti mutasi virus lain tidak berbahaya. Kita harus tetap waspada,” pungkas Montefiore.
(LH)