Hot Topic Nasional

Visi Misi Capres di Bidang Pendidikan, P2G: Tidak Ada yang Memberikan Solusi

Channel9.id – Jakarta. Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) memberikan catatan kritis terhadap visi misi para capres-cawapres di bidang pendidikan dan guru. Visi misi para capres dinilai belum mampu memberi solusi komprehensif terhadap ragam persoalan pendidikan dan guru di tanah air.

“Isi misi dan program para Capres masih bersifat populis dan belum menyentuh akar masalah pendidikan dan guru,” ujar Satriwan Salim, Koordinator Nasional P2G melalui keterangan keterangan tertulis di Jakarta, Senin (27/11/2023).

Satriwan menuturkan P2G mencatat 10 persoalan pokok pendidikan dan guru selama ini: Pertama, visi misi Capres-Cawapres belum menyentuh lima (5) persoalan dan isu fundamental guru Indonesia, yang meliputi aspek. Pertama, kesejehateraan guru yang sangat rendah, kedua, Kompetensi Guru yang masih rendah. Ketiga, rekrutmen dan distribusi guru yang masih amburadul, dan keempat perlindungan guru yang minim, dan terakhir buruknya pengembangan karir guru.

P2G mencatat, paslon nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, ingin menuntaskan rekruitmen guru ASN, niat yang perlu diapresiasi, tapi P2G sangat menyayangkan, solusi yang ditawarkan paslon masih mengambang. P2G ingin kepastian agar pasangan AMIN berkomitmen membuka kembali rekruitmen Guru PNS bukan PPPK saja.

“Tagline “perubahan” yang diusung pasangan ini justru tidak menawarkan Perubahan sama sekali dalam hal rekrutmen guru, kesejahteraan, peningkatan kompetensi, maupun rekrutmen dan distribusi. Pasangan AMIN patut diapresiasi karena paling banyak menggunakan idiom Pendidikan 110 kali dan Guru 45 kali dalam visi misinya,” ujar Satriwan.

Kemudian, pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, berjanji menambah tunjangan guru sebesar 2 juta perbulan. Jika dikalkulasikan akan menyedot APBN sebesar Rp79,2 triliun pertahun. Pasangan ini juga berjanji akan menetapkan Upah Minimum Guru Non-ASN secara nasional. P2G mengapresiasi komitmen pasangan Prabowo-Gibran untuk menetapkan upah minimum guru non ASN.

“Namun, Prabowo-Gibran tidak memberikan solusi secara komprehensif terkait 5 isu fundamental terkait guru. Pasangan Prabowo-Gibran patut diapresiasi karena banyak menggunakan idiom Pendidikan sebanyak 14 kali dan Guru 38 kali dalam visi misinya,” ungkap Satriwan.

Sementara itu, Paslon nomor urut 3: Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, P2G mengapresiasi rencana mereka menetapkan gaji guru sebesar sekitar 20 juta perbulan. Namun, dalam kalkulasi riil P2G, wacana ini tidak realistis, karena Rp20 juta dikali 3,3 juta guru = Rp66 triliun perbulan. Alhasil negara harus menyiapkan anggaran jumbo sebesar Rp792 triliun (belum ditambah gaji ke-13 dan THR pertahun) khusus untuk gaji guru. Angka ini justru melampaui alokasi 20% APBN untuk fungsi pendidikan. Dalam APBN Tahun 2023 saja, anggaran pendidikan menyedot sekitar Rp612 triliun dana APBN yang tidak semua dikelola Kemdikbudristek dan Kemenag.

“Tidak mungkin rasanya, anggaran untuk sekadar gaji guru melebihi 20% APBN untuk pendidikan,” kata Satriwan.

Menurutnya, pasangan Ganjar-Mahfud paling sedikit menggunakan idiom pendidikan sebanyak 10 kali dan guru sebanyak 5 kali.

“P2G menilai janji ketiga pasangan Capres-Cawapres masih solusi yang parsial dan bersifat populis semata. Belum memandang dan menawarkan solusi komprehensif sebagai satu sistem pendidikan nasional,” ujarnya.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  82  =  91