Hot Topic

Covid-19, Perhatikan Nasib Penderita Gagal Ginjal

Channel9.id-Jakarta. Ketua Nasional Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) Agung Nugroho meminta pemerintah untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada para penderita gagal ginjal ditengah wabah virus corona atau Covid-19.

Agung mengungkapkan, di dunia medis, penyakit penyerta memang menjadi momok yang menakutkan karena dapat memperparah keadaan pasien salah satunya pasien positif corona Covid-19.

Ia menyebut, penderita diabetes, hipertensi dan hipertiroid, serta masalah gangguan ginjal atau gagal ginjal dapat memperparah kondisi pasien corona Covid-19.

“Masalah gangguan ginjal bisa membuat seseorang semakin berisiko terpapar Covid-19. Itu terjadi karena daya tahan tubuh seseorang yang mengalami gangguan ginjal cenderung lebih rendah dibanding orang tanpa masalah kesehatan ginjal,” jelas Agung dalam siaran persnya ditengah pembagian makanan kepada warga di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (05/04).

Agung menjelaskan, selain berisiko terinfeksi, pasien gagal ginjal yang terpapar Covid-19 juga memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Untuk itu, lanjutnya, pasien ginjal perlu mendapatkan penanganan lebih yaitu cuci darah atau mendapat donor ginjal.

“Belum lagi adanya risiko kesehatan lain yang mengintai yaitu masalah jantung karena jantung dan ginjal memiliki kaitan satu sama lain,”ujarnya.

Agung menyatakan bahwa selama berlangsungnya wabah Covid-19 banyak penderita gagal ginjal yang mengalami hambatan pelayanan untuk melakukan cuci darah.

Menurut Agung, Rumah Sakit banyak menghambat pelayanan kepada penderita gagal ginjal dengan alasan tidak memiliki ruang isolasi untuk perawatan penderita gagal ginjal pasca dilakukan cuci darah.

Ia mengungkapkan, alasan yang paling sering dikatakan adalah tenaga kesehatan di RS semua fokus pada penanganan covid 19, sehingga jadwal cuci darah harus ditunda. Selain itu, alasan lainnya adalah tidak adanya ketersediaan ruang isolasi karena digunakan untuk mengisolasi pasien Covid-19.

“Padahal untuk penderita gagal ginjal perlu mendapatkan penanganan lebih yaitu cuci darah atau mendapat donor ginjal. Belum lagi adanya risiko kesehatan lain yang mengintai yaitu masalah jantung karena jantung dan ginjal memiliki kaitan satu sama lain.” ungkap Agung.

Selain hambatan dalam pelayanan medis, Agung juga memaparkan bahwa penderita gagal ginjal dalam situasi mewabahnya Covid-19 juga mendapat hambatan pada ketersediaan masker dan hand sanitizer.

“Penderita gagal ginjal sangat membutuhkan masker pada saat proses cuci darah, belum lagi meja peralatan yang harua dibersihkan dengan alkohol dan tangan yang harus selalu bersih dengan menggunakan hand sanitizer” katanya.

Dengan adanya kondisi tersebut, Agung meminta kepada pemerintah baik pusat atau daerah untuk lebih memperhatikan dan menjamin pelayanan kesehatan dan ketersediaan barang kesehatan yang diperlukan oleh penderita gagal ginjal pada saat proses cuci darah seperti masker dan hand sanitizer.

Agung mengusulkan, untuk adanya kepastian pelayanan kesehatan, pemerintah pusat harus menunjuk RS Swasta yang memiliki poli hemodialisis serta klinik hemodialisis untuk secara khusus menangani dan melayani penderita gagal ginjal.

“Sehingga tidak ada lagi RS yang beralasan menunda jadwal cuci darah dengan alasan tenaga kesehatan dan ruang isolasi terbatas karena penanganan penderita Covid-19,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

43  +    =  52