Channel9.id-Jakarta. Varian virus Corona B.1617.2 atau delta bisa mempengaruhi sistem imun tubuh manusia. Menimbang dampaknya yang besar terhadap kesehatan manusia, varian ini ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebagai Variant of Concern (VoC) pada 31 Mei 2021.
Untuk diketahui, varian ini merebak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Merebaknya varian delta sendiri diketahui melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) oleh FKKMK UGM, yang hasilnya baru keluar 11 Juni 2021. Dari 34 spesimen yang diperiksa, 28 di antaranya terkonfirmasi sebagai varian delta. Kemudian baru-baru ini, didapati bahwa varian yang sama tengah merebak di DKI Jakarta.
Baca juga: Dinilai Membentuk Stigma, WHO Ubah Nama Varian Virus COVID-19
Gunadi, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, mengatakan bahwa suatu varian masuk kategori VoC karena memenuhi satu atau lebih dari tiga dampak yang ditimbulkan. Ini meliputi daya transmisi, tingkat keparahan pasien, dan mempengaruhi sistem imun manusia.
“Yang utama, berpengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat secara global,” tandas Gunadi, Senin (16/4).
Sejauh ini, kata Gunadi, varian delta terbukti menimbulkan dua dampak, yaitu lebih cepat menular dan bisa mempengaruhi respons sistem imun manusia. Hal ini bisa dilihat dari kasus di India dan Kudus yang transmisinya yang begitu cepat.
Ia menambahkan, varian delta lebih cepat menular daripada varian alpha—yang dulu dikenal varian B117 dari Inggris. “(Varian delta) ternyata 50-60% lebih cepat menyebar dibandingkan dengan alpha,” ungkap dia.
Gunadi melanjutkan, varian delta ini juga bisa menurunkan respon sistem imun manusia terhadap infeksi COVID-19. Baik yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah maupun vaksin. “Maksudnya, misal terinfeksi manusia kan harusnya ada sistem imun. Divaksin juga ada kekebalan tubuh, itu responnya menurun. Jadi, respon terhadap infeksi Covid-19 yang timbul baik infeksi alamiah maupun karena vaksinasi itu berkurang imunnya,” paparnya.
Lebih lanjut, Gunadi mengimbau masyarakat agar disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19. Termasuk bagi mereka yang telah disuntik vaksinasi. Pasalnya, reinfeksi COVID-19 bisa terjadi meski seseorang telah divaksinasi.
“Prokes harus diperketat. Meski sudah vaksin prokes tidak boleh longgar,” tegasnya.
(LH)