Channel9.id-Jakarta. Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono Atmoharsono memberikan pembekalan dalam acara Bootcamp TNI AD to Gen Z 2023 yang diadakan di Gedung Candracha, Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (2/8/2023). Acara tersebut dihadiri sebanyak 180 pesera dari pelajar SMA dan mahasiswa yang datang dari 34 provinsi di tanah air, termasuk dari SMA Taruna Nusantara, Krida, dan Mahasiswa Universitas Pertahanan.
Sebelum memulai paparannya, Wakil Kepala BPIP, Karjono, memperkenalkan sebuah salam yang digagas oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia, selaku Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri.
“Salam ini menyimpan sejarah penting, diadopsi dari pekik ‘Merdeka’ yang ditetapkan oleh Bung Karno melalui Maklumat 31 Agustus 1945, Salam Pancasila bukan hanya sekedar ucapan, melainkan sebuah Salam Kebangsaan yang menyatukan kita sebagai satu bangsa,”ujarnya.
Tidak hanya menghidupkan sejarah, Karjono juga mengungkapkan fakta menarik tentang lagu kebangaan Indonesia Raya. Dalam paparannya yang penuh semangat, beliau mengungkapkan bahwa lagu tersebut memiliki 3 stanza yang diatur dalam UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara
“Dalam pasal 61 dijelasakan apabila lagu Indonesia Raya dinyanyikan tiga stanza, maka bait ketiga pada stanza dinyanyikan ulang satu kali, dan lagu Indonesa Raya tiga stanza ini adalah lagu yang pertama kali dinyanyikan saat acara Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,” jelasnya.
Selain itu, Karjono memaparkan contoh konkret pengamalan Pancasila dalam tindakan. Salah satu contoh nyata Pancasila dalam tindakan adalah upaya pemerintah dalam melakukan pemerataan satu harga bensin, dari Sabang sampai Merauke.
“Jalan tol di batas negara dengan di ibu kota juga sama, hal ini semua disiapkan untuk generasi GenZ 2023, atau generasi adik-adik,” katanya.
Karjono juga memberikan pesan, generasi Z, ini adalah calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa, untuk itu wajib faham sejarah sejatinya Pancasila, yang lahir 1 Juni 1945, ditetapkan berdasakan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi. Sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Karjono melanjutkan, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dipimpin oleh dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat telah menyelenggarakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dengan agenda sidang membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka, ujanya.
Pertama kalinya Pancasila sebagai dasar negara diperkenalkan oleh Ir. Soekarno, di depan sidang BPUPK pada tanggal 1 Juni 1945, dan sejak kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila mengalami perkembangan hingga menghasilkan naskah Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan dan disepakati menjadi rumusan final pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, proses ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
“Ideologi Pancasila tak hanya sekedar ideologi, tetapi juga nilai-nilai luhur yang dapat diwujudkan dalam tindakan nyata untuk kesejahteraan bersama atau Pancasila dalam tindakan,”tuturnya.
Di sisi lain, Karjono juga memberi peringatan kepada peserta tentang tantangan dalam memahami Pancasila. Beliau menyinggung aspek yang melemah pasca-reformasi, termasuk mengenai lembaga yang memperkuat ideologi Pancasila juga turut di non aktifkan.
“Tap MPR II 1978 tentang Eka Pancakarsa atau P4 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, 1 tahun kemudian Lembaga BP7 dibubarkan dan yang sangat memprihatinkan Undang Sisdiknas diganti dengan UU 20 tahun 2023 tentang Sisdiknas yang menghilangkan mata ajar atau mata kuliah Pancasila, ini sangat memprihatinkan”, jelasnya.
Hal tersebut cukup berdampak bagi generasi muda saat ini, namun ternyata berbeda dengan adek-adek generasi terpilih dan terseleksi, dari 180 peserta yang berpendapat Pancasila bisa dirubah, diganti atau dihilangkan ternyata ada 5 orang.
“Hal ini sangat berbeda dengan Hasil Survey Setara Intitute 83.3% siswa SMA berpendapat bahwa Pancasila dapat digantikan dengan ideologi lain, namun ternyata adik-adik peserta Bootcamp TNIAD berbeda,”katanya.
Karjono juga memberikan klarifikasi terhadap pernyataan 5 orang peserta yang menyatakan Ideologi Pancasila bisa diubah sesuai dengan UUD 1945. “Hanya batang tubuh UUD 1945 yang dapat diganti, makanya kita mengenal ada amandemen pertama kedua ketiga dan seterusnya, namun pembukaan UUD 1945 atau yang dikenal sebagai mukadimah tidak dapat diganti atau dirubah, di alinea ke-4 termaktub Pancasila,” paparnya.,
Pada kesempatan tersebut, Karjono juga mengingatkan tentang pentingnya Pancasila sebagai kunci keberagaman bangsa Indonesia. Contohnya di Suriah, yang hanya terdapat beberapa suku dengan mayoritas satu agama, namun terjadi perpecahan dan perpecahan.
“Sementara di Indonesia, terdapat berbagai macam suku dan agama yang hidup berdampingan secara harmonis dan tetap bersatu. Inilah pentingnya memahami dan mengamalkan Pancasila sebagai panduan hidup dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa,”imbuhnya.
Terakhir, ia mengingatkan kepada para peserta Bootcamp TNI AD to Gen Z 2023 agar tidak hanya berusaha menjadi superman, namun superteam yang mampu bekerja bersama-sama.
Baca juga: Kepala BPIP: Perkokoh Pancasila untuk Generasi Selanjutnya
“Saya berharap semoga semangat dan inspirasi dari acara ini akan terus menyala dalam hati adek-adek, memperkuat semangat cinta tanah air dan kesatuan Indonesia. Mari bersatu dalam keberagaman, melestarikan Pancasila, dan bersama-sama menjadi superteam untuk mewujudkan masa depan yang gemilang bagi negeri tercinta,” pungkasnya.