Channel9.id-Medan. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Medan, Sumatera Utara, pada Rabu-Jumat, 8-10 Maret 2023. Rakernas LPTNU ini dilangsungkan bersama dengan Konferensi Pendidikan Tinggi NU dan koordinasi PTNU se-Indonesia, baik yang berada di bawah perkumpulan NU atau yayasan yang berafiliasi dengan NU.
Dalam kesempatan itu, Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono mengajak audiens merefleksikan konsep pembangunan Bung Karno. Ia menjelaskan, pembangunan yang dimaksud oleh Bung Karno yakni membangun suatu negara dengan membangun teknik, membangun pertahanan, namun yang paling utama untuk membangun bangsa adalah membangun jiwa bangsa atau Nation and Character Building.
“Orang pinter itu saat disandingkan dengan orang bener, tidak semua orang pinter itu bener, dan tidak semua orang bener itu pinter. Lebih baik jadi orang bener walaupun tidak pinter. Namun akan lebih berbahaya jadi orang pinter tetapi tidak bener”, tegasnya.
Karjono menyampaikan, dalam Perpres 4 tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN) sudah ada dalam kurikulum, mata ajar Pancasila untuk perguruan tinggi. Menurutnya, hal itu sudah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) terkait mata ajar Pancasila mulai dari PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi, khususnya dari pendidikan dasar sampai dengan menengah.
“Bahan mata ajar itu (Pancasila) akan sesegera mungkin diimplementasikan sehingga kami sudah menyiapkannya berdasarkan peraturan tersebut”, ucapnya.
Di sisi lain, Kepala BPIP Yudian Wahyudi meminta agar mata ajar Pancasila bisa masuk dalam bahan mata ajar 2023/2024 dapat segera diterapkan oleh Kemendikbudristek. Yudian menekankan, BPIP sudah menyelesaikan bahan mata ajar Pendidikan Pancasila bagi Perguruan Tinggi dan sudah siap untuk diedarkan kepada mahasiswa untuk dipelajari.
“Saya sudah menyampaikan kepada Mendikbudristek agar segera dimasukkan dalam bahan mata ajar”, ungkapnya.
Yudian mengaku, bahan mata ajar Pendidikan Pancasila ini nantinya akan dibuat dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris pula, selain yang sudah ada dalam Bahasa Indonesia.
“Kami menginginkan agar bisa 4 (empat) kali lipat lebih baik lulusan Nahdatul Ulama agar tidak tertinggal dengan negara lainnya. Sehingga daya saing lulusan Nahdatul Ulama bisa menjadi lulusan terbaik”, ungkapnya.
Baca juga: Kepala BPIP Harap Mata Ajar Pancasila Masuk Perguruan Tinggi
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf mengajak Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mencapai kemuliaan dalam kehidupan umat manusia pada masa depan.
“Kita punya mandat untuk berjuang agar ilmu pengetahuan kita kembangkan untuk disumbangkan sebagai upaya mencapai kemuliaan masa depan umat manusia”, kata Gus Yahya, sapaan akrab K.H. Yahya Cholil Staquf.