Politik

Wakil Ketua DPR Bahas Pentingnya Peran Indonesia di Tengah Konflik Geopolitik Indo-Pasifik

Channel9.id – Jakarta. Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mendorong peran pemerintah supaya dapat menciptakan perdamaian di tengah tensi geopolitik yang sedang meningkat di perbatasan China-India, Laut China Selatan, yakni isu Hong Kong dan Taiwan. Di mana wilayah Indo-Pasifik menjadi teater konflik baru dunia.

Saat ini tensi militer juga meningkat tinggi dengan masuknya angkatan militer Amerika Serikat dalam hal ‘freedom of navigation’.

Gerakan militer China-Amerika sangat dikhawatirkan bisa menimbulkan perang konvensional di lautan di mana Indonesia memiliki kepentingan bersama-sama dengan negara-negara ASEAN lainnya.

“Indonesia memiliki pengalaman dan kepentingan dalam menjunjung tinggi perdamaian serta memunculkan solusi-solusi terbaik. Hal ini di masa lalu telah di buktikan dalam peranan Indonesia di Gerakan Non-Blok, dan KTT Asia-Afrika. Di masa kini melalui ‘ASEAN Outlook on the Indo-Pacific” yang digagas oleh Indonesia,” kata Azis dalam rilis yang diterima, Kamis  (9/7).

Dia menilai gagasan Indonesia terkait wilayah Indo-Pasifik perlu ditingkatkan secara politik guna membangun kesepahaman perdamaian regional sesuai dengan asas-asas sentralitas ASEAN.

Dia pun menegaskan, dalam situasi ini kesempatan baik bagi Indonesia sesuai dengan filsafat politik luar negeri bebas aktif untuk turut andil dalam membangun perdamaian dunia.

“Peran kepemimpinan Indonesia ini yang dinanti dunia, agar wilayah ASEAN secara khusus serta Indo-Pasifik secara umum mampu terhindar dari polarisasi maupun perang dingin abad ke-21,” ujarnya.

Azis juga menilai bahwa dibutuhkan kerja sama yang lebih erat dalam menanggulangi pandemi serta berkaloborasi agar ekonomi global bisa bangkit kembali.

“Konflik di wilayah Indo-Pasifik harus segera dihentikan. Kita perlu duduk bersama dalam mewujudkan langkah-langkah geostrategis dan geoekonomi wilayah Indo-Pasifik,” tambah Azis.

Menurutnya, sudah tidak zamannya lagi teori perang konvensional.

“Dunia sudah harus mampu dewasa, belajar dari pengalaman masa lalu. Tantangan perbedaan harus diselesaikan melalui dialog dan saling menghormati serta menggunakan instrumen hukum-hukum Internasional dalam menyelesaikan perbedaan,” tegasnya.

Azis mengharapkan supaya Indonesia sebagai negara netral harus aktif dalam mempersatukan perbedaan-perbedaan politik berbagai negara ini dalam suatu kerangka inklusif demi kepentingan perdamaian dunia.

Negara yang berdaulat harus menolak segala bentuk klaim wilayah baik lautan maupun daratan yang tidak sesuai dengan norma-norma hukum internasional, sambung Azis. Terakhnir, Azis menilai Indonesia harus mempersiapkan diri jika skenario terburuk terjadi.

“Kita harus mempersiapkan diri dalam hal Skenario terburuk yang bisa saja terjadi di Laut China Selatan. Infrastruktur dan keberadaan TNI di Natuna sudah harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin sebagai langkah antisipasi meluasnya konflik dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI,” pungkasnya.

 

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  54  =  60