Nasional

Yunita, Mahasiswi 19 Tahun Asal Pati Jalani Haji Mandiri Sambil Rawat Lansia

Channel9.id, Mekkah – Dalam usianya yang baru menginjak 19 tahun, Yunita Dina Frida menunjukkan ketangguhan luar biasa selama menjalani ibadah haji 2025. Mahasiswi Administrasi Publik Universitas Diponegoro ini berangkat seorang diri ke Tanah Suci, menggantikan mendiang ayahnya yang wafat pada 2021.

Tak hanya itu, Yunita juga memikul tanggung jawab tambahan: mendampingi dan merawat seorang jemaah lansia dari kampung halamannya, Nenek Punah Ngasidin (86), yang berangkat haji tanpa keluarga.

Berangkat dari Desa Pagendisan, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Yunita tergabung dalam Kloter 51 Embarkasi Solo (SOC 51), yang diberangkatkan dari Donohudan, Boyolali, pada 17 Mei 2025.

“Seharusnya saya berangkat pada 2022 bersama ibu. Waktu itu saya sudah urus semua dokumen, tapi karena masih 17 tahun, imigrasi belum mengizinkan,” cerita Yunita di Mekkah, Jumat (23/5/2025). “Akhirnya saya tunda dan baru bisa berangkat tahun ini, setelah mendapat cuti kuliah.”

Menjalani ibadah haji tanpa pendamping keluarga tentu bukan hal mudah. Yunita mengaku perasaannya campur aduk—antara sedih, cemas, dan sepi.

“Di tengah jutaan jemaah, saya sering merasa sendiri. Tapi di balik itu, saya bersyukur dan bangga bisa menjalani haji mandiri, sebagai bentuk bakti kepada almarhum ayah,” ucapnya.

Yang membuat perjalanan Yunita semakin bermakna adalah tanggung jawab sosial yang ia emban. Sebelum keberangkatan, anak dan cucu dari Nenek Punah meminta Yunita untuk mendampingi lansia tersebut selama di tanah suci.

“Mbah Punah itu tetangga beda RT. Saya anggap ini amanat. Saya bantu beliau ke mana-mana, pastikan kesehatannya terpantau, bantu ibadah, bahkan saat sakit saya ikut rawat,” kata Yunita, yang lahir pada 3 Juni 2005.

Agar tanggung jawab itu tak mengganggu ibadah pribadinya, Yunita menyusun jadwal dengan cermat dan aktif berkoordinasi dengan petugas kloter serta tenaga medis.

Yunita mengaku selalu mengingat pesan KH Sis Ali Ridlo, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Pati: “Setiap membantu hamba Allah diniatkan sebagai ibadah. Amal yang dianggap kecil, Allah bisa lipatgandakan.”

Perjalanan Yunita bukan sekadar ibadah haji biasa. Ia adalah simbol kepedulian, ketulusan, dan kekuatan generasi muda Indonesia yang menjadikan ibadah tidak hanya sebagai ritual, tapi juga wujud nyata pengabdian kepada sesama.

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  31  =  35