Channel9.id-Jakarta. Zoom mem-PHK 1.300 karyawannya, atau 15 persen dari total jumlah karyawan Zoom, lapor Engadget, Rabu (8/2).
CEO Zoom Eric Yuan mengungkapkan bahwa Zoom terlalu banyak merekrut karyawan ketika pandemi COVID-19, di mana jumlah karyawan jadi tiga kali lipat lebih banyak hanya dalam waktu dua tahun.
“Kami tak menggunakan waktu untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan, mencapai prioritas,” tulis Yuan.
Baca juga: Zoom Punya Banyak Fitur Baru, Termasuk Avatar Manusia
Yuan mencatat bahwa meskipun banyak orang telah kembali ke kantor, masih ada banyak orang dan perusahaan yang masih mengandalkan Zoom. Namun demikian, menurut Yuan, di tengah situasi ekonomi yang sulit, “kita perlu mengambil upaya keras, namun penting untuk berefleksi sehingga kita bisa mengatasi lingkungan ekonomi, melayani pelanggan kita, dan mencapai visi jangka panjang Zoom.”
Yuan mengatakan bahwa dia bertanggung jawab atas PHK tersebut. Dia sendiri memangkas gajinya di tahun fiskal yang akan datang sebesar 98 persen. Selain itu, tim eksekutif akan memangkas 20 persen dari gaji pokok mereka. Semua akan kehilangan bonus perusahaan mereka untuk tahun fiskal 2023.
Karyawan Zoom di Amerika Serikat (AS) yang diberhentikan akan menerima gaji hingga 16 minggu dan perlindungan kesehatan, bonus tahun fiskal 2023, vesting opsi saham selama enam bulan, dan bantuan untuk menemukan pekerjaan baru. Disebutkan pula pekerja yang di-PHK di luar AS akan mendapat dukungan serupa berdasarkan undang-undang setempat.
Sebelum Zoom, ada perusahaan teknologi besar lainnya yang berencana dan melakukan PHK massal, termasuk Amazon, Alphabet, Microsoft, Dell, dan Spotify.