Channel9.id-Kongo. Untuk pertama kalinya sejak pemerintah Felix Tshisekedi mengumumkan darurat militer karena situasi keamanan di dua provinsi kian memburuk, puluhan pemberontak di Reoublik Demokrasi Kongo menyerahkan dirinya ke pihak otoritas, Rabu (23/6/2021).
Sekitar 140 orang dari beragam kelompok bersenjata di Kongo bernyanyi dan bertepuk tangan disaat mereka menyerahkan diri mereka ke pihak otoritas. Sekitar 70 senjata yang sudah terlihat rusak juga diserahkan kembali ke pihak otoritas.
Daerah timur Kongo yang kaya akan mineralnya jatuh ke dalam konflik sejak berakhirnya perang bersaudara di tahun 2003. Lebih dari 120 kelompok bersenjata sampai sekarang masih berseteru memperebutkan kekuasaan di daerah tersebut.
“Menjadi pemberontak berarti mencuri, menyerang penduduk dan menghancurkan lingkungan disekitarnya,” kata Jean-Paul Ndagije,28, salah satu mantan komandan kelompok pemberontak Nyatura.
“Itulah mengapa kami para komandan pemeberontak memutuskan untuk membawa anak-anak kita keluar dari kehidupan kami untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Tshisekedi mendeklarasikan darurat militer pada awal bulan Mei dalam responnya terhadap kekerasan yang meningkat selama dua tahun ini.
Namun serangan mematikan malah kian naik, menurut data yang dikumpulkan dari pelacak keamanan Kivu.
“Kami akan terus mencari kelompok-kelompok pemberontak bersenjata ini dimanapun mereka berada,” seru pemerintah militer Konstan Ndima Kivu Utara kepada para wartawan.
Beberapa peneliti konflik mengatakan kalau meningkatnya kekuatan militer tidak cukup untuk mengatasi konflik berdarah ini. Mereka menekankan sikap para tentara yang terkenal sangat buruk.
Dalam laporan yang dipublish oleh PBB minggu lalu, mereka menyatakan kalau ada kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasukan pemerintah di timur Kongo.
Laporan tersebut juga menuduh pasukan Kongo yang mendistribusikan senjatanya ke kelompok pemberontak. Selain itu mereka juga mencuri biji coklat dan mengirimnya ke Uganda.
Dalam kunjungannya ke daerah tersebut pada minggu lalu, Tshisekedi mengatakan kalau sudah banyak mafia dalam kepolisian dan tentaranya.
“Sudah banyak sekali tindakan-tindakan yang merusak pasukan keamanan kami. Tindakan itu terus berkembang bersamaan dengan kelompok mafia disini, mafia yang sama yang ada di pasukan kami, di institusi kami,” ujarnya.
(RAG)