Nasional

3 Pilar Kampung Tangguh Inisiatif Warga dan Polda Jatim

Channel9.id – Jakarta. Kerjasama, saling bantu dan saling bergotong royong menjaga kesehatan diri dan kesehatan masyarakat perlu ditekankan di masa new normal. Ketangguhan masyarsakat sangat diperlukan untuk menghadapi situasi itu dengan menggerakan solidaritas ekonomi, sosial dan memperkuat ketahanan kesehatannya.

Masyarakat sudah sepatutnya merubah cara hidup baru dengan menata kehidupan yang baru pula. Kini masyarakat diharuskan untuk hidup normal tetapi dengan penerapan disiplin yang tidak boleh kendor terutama dalam menjaga diri agar terbebas dari covid-19.

Pandemi covid-19 telah merubah cara hidup yang terkadang abai dengan kesehatan saat ini masyarakat sudah menyadari tentang cuci tangan dengan sabun, kebersihan lingkungan, memperkuat imunitas diri dan keluarga, dan menjaga jarak dalam pergaulan sosial.

Pandemi covid-19 juga telah menyadarkan kembali masyarakat Indonesia akan arti penting saling tolong menolong, bergoyong royong, saling bantu, care pada orang lain atau tetangga. Itu semua sejatinya merupakan tradisi budaya Indonesia. Saat ini kearifan lokal dalam interaksi sosial itu menjadi aktual kembali seiring dengan perubahan cara hidup untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, tetapi sebagai manusia kita bersiap untuk beraktivitas kembali seperti biasa.

Polda Jatim dan masyarakat di Jawa Timur berikhtiar untuk menghadapi kondisi diatas dengan membangun ketangguhan masyarakat. Sebab kehidupan mesti kembali bergerak, akan tetapi masyarakat tetap waspada dan hati- hati karena pandemi belum berlalu. Untuk itu Polda Jatim dan jajarannya didukung oleh TNI berinisiatif bersama warga masyarakat membangun Kampung Tangguh Covid-19.

Kini masyarakat Jawa Timur menyadari Covid-19 telah nyata menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Kesadaran itu kemudian membangkitkan rasa saling tolong dan bergotong royong masyarakat bersiap-siap untuk menghadapi ancaman penyebaran covid-19. Dan ancaman itu mesti dihadapi bersama dengan memperkuat ketangguhan diri dan ketangguhan masyarakat.

Awalnya Kampung Tangguh Covid-19 diperkenalkan jajaran Polda dan Gubernur Jawa Timur di Malang. Kemudian program tersebut direspon oleh masyarakat di kabuptaen/kota Jawa Timur lain. Madiun, Blitar, Sidoarjo dan daerah lain. Bahkan Polri mencanangkan program Kampung Tangguh di Jawa Timur sebagai percontohan (pilot project) bagi kegiatan Polda  lain di seluruh Indonesia. Kampung Tangguh menonjolkan Kepolisian dan masyarakat saling bekerjasama dan saling bantu dalam menghadapi covid-19 dan dampak sosial ekonomi akibat pandemi.

“Masyarakat dan polisi saling bantu dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” kata Kabid Humas Polda Jatim saat menjelaskan tentang program Kampung Tangguh, Selasa (26/5).

Resep Kampung Tangguh itu seperti dijelaskan jajaran Polda Jatim, Kampung Tangguh yaitu satu kawasan tertentu dalam kelurahan, desa, atau lingkungan RT/RW yang memiliki tiga pilar ketangguhan. Tiga pilar itu adalah ketangguhan di bidang kesehatan, ketangguhan di bidang ekonomi, dan ketangguhan di bidang sosial termasuk tangguh di bidang keamanan.

Masyarakat di tiap-tiap desa dan kelurahan kini sudah mulai menyulap lingkungan hidup mereka sebagai area untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Wilayah mereka disulap menjadi zona-zona untuk penanggulangan dampak sosial, ekonomi, dan keamanan. Semuanya itu dikerjakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Tentu saja Kepolisian setempat memberikan arahan-arahan dan bimbingan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kapolda Jawa Timur sudah menginstruksikan Polres dan Polsek memberikan support penuh kepada masyarakat dalam menyusun strategi Kampung Tangguh Covid-19.

Beberapa wilayah pedesaan dan kelurahan di Jawa Timur telah disulap menjadi kawasan desa  pencegahan Covid-19. Terutama sekali kawasan desa atau kelurahan yang ditetapkan sebagai zoba merah. Seperti dua desa di Kecamatan Jombang, yaitu desa Kepatihan dan Desa Sengon. Masyarakat tidak panik dengan situasi itu, dan untuk menghadapi kondisi mereka mendirikan Kampung Tangguh covid-19. Para warganya dengan sukarela menjadi relawan.

Para relawan itu kemudian dibekali pengetahun khusus tentang covid-19 dan cara pencegahannya. Warga yang bersedia menjadi relawan Kampung Tangguh Covid-19 itu mendapatkan pelatihan dari Dinas Kesehatan, BPBD dan Polres Jombang. Pelatihan yang diberikan kepada para relawan itu adalah protokol kesehatan termasuk pencegahan covid-19, protokol keamanan, pendataan, pemulasaraan jenazah. Pelatihan bagi para relawan Kampung Tangguh itu dikordinir oleh tiga pilar, Kepolisian, TNI dan Kepala desa atau pemerintah kabupaten/kota.

Dengan keberadaan Kampung Tangguh Covid-19 ini masyarakat Jawa Timur secara bergotong royong berjuang untuk menghentikan penyebaran covid-19. Tak hanya itu saja, masyarakat mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak pandemi, di bidang kehidupan ekonomi, sosial dan keamanan. Untuk itu di setiap Kampung Tangguh disiapkan; posko untuk pusat informasi, sistem pengamanan kampung yang efektif, sarpras penduduk, SDM untuk evakuasi pasien, SDM untuk proses pemulasaran jenazah, tempat pemakaman, dan petugas untuk melayani konseling psikologis.

Disamping itu yang tidak kalah penting di Kampung Tangguh covid-19 itu disiapkan lumbung pangan (zaman dahulu lumbung padi). Lumbung pangan ini dipersiapkan untuk menghimpun pangan untuk kebutuhan masyarakat tidak mampu atau masyarakat yang terdampak covid-19.

Untuk mengisi lumbung pangan itu diupayakan dihimpun dari bantuan warga setempat secara gotong royong. Terutama dari warga desa yang dinilai mampu dan punya kelebihan. Dari mereka itu pangan itu dikumpulkan di lumbung pangan.

Kemudian di lapangan program Kampung Tangguh itu dijabarkan secara detil di wilayah kerja Polres jajaran. Kampung Tangguh sebagai ikhtiar sunguh-masyarakat Jawa Timur dibantu oleh jajaran kepolian setempat, TNI dan pemerintah agar masyarakat nyaman dan merasa aman tinggal di kampung sendiri.

Menurut Kapolres Kota Blitar, AKBP Leobard M. Sinambela, strategi pencegahan Covid-19 dengan kampung tangguh, sebagai satu kawasan tertentu dalam kelurahan, desa, maupun lingkungan RT/RW yang memiliki tiga pilar ketangguhan. “Tangguh di bidang kesehatan, tangguh di bidang ekonomi, dan tangguh di bidang sosial keamanan,” katanya.

Masyarakat sebagai penggerak Kampung Tangguh itu dbangunkan ketangguhannya untuk menghadapi penyebaran covid-19 dan dampak sosial ekonominya. Masyarakat dibangun ketangguhannya untuk menghadapi pandemi. Masyarakat diberikan pemahaman tentang penanganan dan penceghan penyebaran covid-19. Masyarakat juga dipersiapkan agar mampu menghimpun kekuatan ekonomi sendiri dengan menyiapkan lumbung pangan agar tangguh secara ekonomi. Sebab dampak pandemi covid-19 juga mengganggu kehidupan ekonomi masyarakat.

Dengan pembuatan lumbung pangan masyarakat diharapkan dapat saling membantu dan bergotong royong dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Lumbung pamgan itu untuk menjamin ketersediaan pangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16  +    =  21