30 Meninggal Atas Serangan Teroris di Burkina Faso
Internasional

30 Meninggal Atas Serangan Teroris di Burkina Faso

Channel9.id- Burkina Paso. Terduga kelompok teroris dilaporkan telah membunuh sekitar 30 orang di daerah timur Burkina Faso, menurut laporan dari pasukan keamanan negara Afrika Barat.

Sebuah kelompok bersenjata menyerang desa Kodyel di provinsi Komandjari pada Senin (3/5/2021) pagi, ungkap pejabat lokal.

Jika estimasi jumlah korban itu benar, maka itu membuat serangan tersebut menjadi salah satu yang paling berdarah di Burkina Faso.

Aktivitas teroris di Afrika Barat semakin sering terjadi di sana, terutama di daerah perbatasannya dengan Niger dan Mali.

Tindakan pembantaian itu terjadi setelah beberapa minggu lalu, dua jurnalis spanyol dan direktur dari Irlandia yang sedang melakukan dokumentasi anti-perburuan liar, juga terbunuh karena diserang oleh kelompok bersenjata di Afrika Barat.

Sekitar 20 orang dilaporkan mengalami luka-luka pada serangan di hari Senin itu.

“Penyerangan itu terjadi pada pagi ini ketika beberapa orang masih di dalam rumahnya masing-masing,” ujar seorang pejabat lokal kepada agensi berita AFP.

“Puluhan orang meringsek masuk ke desa dan membakar rumah-rumah disana, ada yang hanya melihat saja dan ada juga yang menembak warga secara membabi buta,” tambahnya.

Anggota milisi lainnya juga mengestimasi “sekitar 30 orang meninggal, mau itu perempuan atau laki-laki,” katanya. Namun ia menambahkan “Jumlah korban masih bersifat sementara karena semuanya pergi menyelamatkan diri dari para teroris”.

 

Negara Afrika Barat saat ini sedang mengalami krisis keamanan, sama seperti negara tetangganya. Banyak kelompok-kelompok teroris yang sering melakukan penyerangan dan juga penculikan di sana.

Daerah semi-gersang di Sahel itu telah mengalami pemberontakan sejak milisi berhasil mengambil alih sebagian besar daerah utara Mali di tahun 2012 dan 2013.

Prancis dan aliansi asing lainnya telah mengerahkan tentaranya ke daerah tersebut namun gagal menumpas pemberontakan disana.

Konflik itu sudah menelantarkan tiga juta orang.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  2  =