Banjir Tapanuli Tengah, 72 ruas jalan rusak
Ekbis

72 Ruas Jalan Rusak, Pemerintah Kerja Maraton Pulihkan Akses Ekonomi Sumatra

Channel9.id, Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum menegaskan bahwa percepatan pemulihan akses transportasi menjadi prioritas utama pemerintah di tengah kerusakan berat pada infrastruktur jalan dan jembatan akibat banjir serta tanah longsor di Sumatra Utara. Kerusakan tersebut sempat mengancam mobilitas logistik, akses layanan darurat, hingga aktivitas ekonomi masyarakat di sejumlah wilayah.

Menteri PU Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa hingga 9 Desember 2025, tercatat 72 ruas jalan nasional dan 30 jembatan nasional terdampak bencana di berbagai provinsi. Untuk Sumatra Utara sendiri, kerusakan terjadi pada 12 ruas jalan nasional dan 4 jembatan.

“Akses jalan dan jembatan adalah kunci utama pergerakan logistik dan layanan darurat. Karena itu, sejak awal kami bergerak tanpa jeda untuk mencegah wilayah menjadi terisolasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/12/2025).

Upaya pemulihan dipusatkan pada sejumlah koridor vital yang sempat terputus: Tarutung–Sibolga, Tarutung–Sipirok, Sibolga–Batangtoru, serta Batangtoru–Singkuang. Pemerintah melakukan pembersihan material longsor, penimbunan badan jalan, dan rekayasa lalu lintas dua arah di berbagai titik. Jalur alternatif seperti Sidikalang–Barus–Sibolga dan Siborong-borong–Pangaribuan–Sipirok juga dibuka untuk menjaga pergerakan masyarakat selama masa darurat.

Sejumlah ruas strategis lainnya kini kembali dapat dilalui, termasuk koridor Sidikalang–Singkil–Barus–Sorkam–Sibolga, Padang Sidempuan–Panyabungan–batas Sumbar, hingga jaringan pesisir Singkuang–Natal–Simpang Gambir–batas Sumbar. Selain itu, jalur lintas utama Sumatra—Barat, Tengah, dan Timur—serta ruas tol Medan–Pangkalan Brandan, Medan–Sinaksak, dan Tebing Tinggi–Kisaran telah dipulihkan.

Di luar pembukaan akses, tim BPJN Sumatra Utara juga menangani longsor besar di Angin Nauli, Kota Sibolga, serta pembersihan material di Jalur Sibolga–Garoga. Total 40 titik di Sumut telah ditangani menggunakan dukungan alat berat dalam jumlah besar, mulai dari 72 excavator hingga puluhan loader, dump truck, serta perlengkapan stabilisasi seperti ribuan geobag dan agregat.

Respons cepat ini tidak hanya dilakukan di Sumut. Progres pemulihan infrastruktur juga berjalan di Aceh dengan capaian 51,14% dan Sumatra Barat 76,14%.

Meski perbaikan terus dilakukan, skala kerusakan yang luas menunjukkan perlunya sistem mitigasi lebih kuat di wilayah rawan bencana agar akses transportasi—jantung pergerakan ekonomi Sumatra—tidak kembali terganggu secara masif pada musim ekstrem berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  3  =