Tentang Kerokan, Dari Manfaat Hingga Efek Sampingnya
Lifestyle & Sport

Tentang Kerokan, Dari Manfaat Hingga Efek Sampingnya

Channel9.id-Jakarta. Kamu tentunya tak asing dengan kerokan. Bagi sebagian orang Indonesia, kerokan menjadi solusi “masuk angin” supaya badan kembali bugar. Untuk diketahui, “masuk angin” bukanlah istilah medis, melainkan istilah dari masyarakat awam untuk menggambarkan keluhan demam, menggigil, nyeri otot, pegal-pegal, perut kembung, serta hilangnya nafsu makan.

Perihal kerokan, prinsipnya sebetulnya mirip dengan akupuntur. Saat akupuntur, jarum tipis akan ditancapkan ke kulit untuk meningkatkan temperatur dan energi pada bagian tubuh tertentu. Demikian pula dengan kerokan. Hanya saja, untuk kerokan, bagian tubuh yang sudah dibaluri pelicin, seperti minyak zaitun, cukup dikerok dengan koin atau alat khusus kerokan.

Biasanya bagian leher, pundak, punggung, hingga pinggang yang mendapat kerokan. Saat dikerok, akan muncul warna merah dan ini dipercaya sebagai tanda bahwa “angin sudah keluar”. Sebetulnya, warna merah ini merupakan tanda bahwa pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit melebar akibat kerokan.

Meski begitu, rupanya pelebaran pembuluh darah kapiler itu bisa meningkatkan aliran darah pada area tubuh yang mendapat kerokan. Bahkan efek samping kerokan ini disebut bisa membantu meningkatkan metabolisme tubuh.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kerokan bisa meringankan peradangan dan mempercepat proses pemulihan tubuh, terutama masalah otot seperti pegal linu dan nyeri otot leher, bahu, kaki, dan punggung.

Bukan cuma itu, kerokan juga bisa membuat tubuh lebih nyaman dan segar. Ini karena kerokan merangsang pelepasan endorfin, yaitu hormon yang memberi efek rasa senang dan nyaman. Pun bisa meringankan sakit kepala.

Selama proses kerokan, Kamu mungkin akan merasa agak sakit akibat kerokan di kulit. Jika Kamu punya memar atau merasa nyeri, coba sampaikan pada orang yang mengerok atau terapis. Sehingga mereka bisa menyesuaikan cara mengerok.

Perihal efek sampingnya, kerokan akan memberi efek kemerahan pada kulit. Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari ke depan. Namun, sebagai catatan, setiap orang punya sensitivitas kulit yang berbeda. Adapun bagi orang yang kulitnya sangat sensitif, dikerok cenderung mendatangkan luka dan menimbulkan infeksi.

Catatan lainnya, orang dengan kondisi medis tertentu tak bisa mendapat kerokan, misalnya penderita diabetes, baru mengonsumsi obat pengencer darah, atau memiliki gangguan pembekuan darah. Kondisi ini juga bisa memperparah efek samping kerokan. Misalnya, jika kerokan membikin kulit luka, bagi penderita diabetes, hal ini membuat luka kerokan sulit sembuh.

Cara mendapat kerokan dengan aman
Pastikan Kamu mendapat kerokan dari orang yang berpengalaman seperti terapis. Dengan begitu, Kamu bisa mendapat manfaatnya secara maksimal, aman, bahkan mengurangi efek samping. Meski begitu, Kamu juga bisa minta kerokan dari orang yang bisa diandalkan di rumah. Namun, jangan lupa untuk memberi beberapa catatan.

Pertama, sebelum kerokan dimulai, pastikan menggunakan alat kerokan, seperti koin atau sendok, yang bersih. Lalu siapkan juga minyak zaitun atau krim untuk dioleskan ke bagian tubuh yang akan dikerok.

Saat mengerok bagian tubuh yang tegang, lakukanlah secara lembut dan perlahan—dari atas ke bawah atau dari dalam ke luar—tingkatkan intensitas tekanan agar sirkulasi darah meningkat. Setelah selesai, usapkan bagian punggung dengan minyak angin agar tubuh lebih hangat. Ingat, jangan langsung mandi setelah kerokan. Kamu butuh waktu hingga tubuh kembali normal sebelum akhirnya mandi.

Jika Kamu merasa tubuhmu lebih baik, artinya kerokan sudah benar. Kalau sebaliknya, coba periksakan diri ke dokter.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

63  +    =  70