Internasional

Krisis Dana Bantuan, Yayasan Yatim Piatu Afghanistan Alami Kesulitan

Channel9.id-Afghanistan. Ahmad Khalil Mayan, direktur program di salah satu yayasan yatim piatu di Kabul mengaku kalau ia harus mengurangi jumlah buah-buahan dan daging yang ia berikan ke anak-anak setiap minggunya karena kekurangan dana, Jumat (15/10/2021).

Selama kurang lebih dua bulan sejak Taliban kembali menguasai Afghanistan dan jutaan dolar di kas negara tiba-tiba dibekukan, Ahmad sudah berulang kali menelpon para pendonor untuk yayasannya, baik keluar negeri ataupun lokal, yang dulu membantunya.

“Sayangnya, kebanyakan dari mereka sudah tidak disini lagi – pendonor dari lokal, asing, kedutaan – saat saya menelpon atau mengirim email ke mereka, tak ada yang membalasnya,” ungkap Mayan kepada Reuters di Desa Anak-Anak Shamsa, utara dari ibu kota.

“Kami saat ini mencoba untuk bertahan dengan uang dan makanan yang sedikit,” tambahnya

Ada sekitar 130 anak-anak di yayasan yatim piatu Ahmad Khalil. Yayasan itu sudah berusia lebih dari 10 tahun dan memberikan tempat tinggal untuk anak-anak yang kehilangan orang tuanya atau untuk mereka yang orang tuanya tak sanggup membiayainya.

Diantara mereka yaitu Samira yang masih berusia sembilan tahun. Ia berasal dari provinsi Badakhshan dan sudah di yayasan selama lebih dari dua tahun setelah ayahnya meninggal dan ibunya tak mempunyai dana yang cukup untuk merawat dirinya dan saudara laki-lakinya.

Di tempat bermain pada hari yang dingin di kota Kabul, ia bermain dan belajar dengan semangat, memberikan senyum yang lebar saat ia mengayunkan dirinya dengan tinggi di tempat ayunan. Walaupun usianya masih muda, ia mau mengambil pelajaran tambahan dan bercita-cita untuk menjadi dokter.

“Saya ingin bisa mengobati orang-orang yang sakit, dan saya juga ingin perempuan lainnya untuk terus belajar agar mereka bisa menjadi dokter seperti saya,” ucapnya kepada wartawan Reuters sambil memberikan senyum tipisnya.

Yayasan yatim piatu memainkan peranan penting di Afghanistan dimana ribuan warga sudah menjadi korban peperangan yang telah menyelimuti mereka selama lebih dari 40 tahun.

Kurangnya bantuan dana dari organisasi non pemerintah atau dari para warga sejak Taliban kembali menguasai Afghanistan memaksa Mayan untuk terus memutuskan keputusan-keputusan sulit.

Mereka sudah pernah mengembalikan beberapa anak-anak yang dianggap mempunyai keluarga yang cukup mampu, namun tak lama mereka kembali lagi ke yayasan.

Mayan mengungkapkan kalau para staff harus mengurangi porsi makanan dan jenis makanan yang anak-anak makan.

“Sebelumnya kita dapat memberikan mereka buah-buahan dan daging dua kali seminggu, tapi kami harus menguranginya menjadi seminggu sekali, atau bahkan kurang dari itu,” pungkasnya.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  31  =  37