Channel9.id-Filipina. Sekelompok pendaur ulang dari Filipina sedang berusaha untuk mengurangi limbah plastik di Filipina dengan merubah botol sekali pakai, kantong sekali pakai dan pembungkus makanan menjadi bahan-bahan bangunan, Senin (25/10/2021).
Plastic Flamingo, atau yang biasa disebut “The Plaf”, telah mengumpulkan limbah tersebut lalu menghancurkannya dan setelah itu dicetak menjadi tiang dan papan yang disebut “eco-lumber” atau kayu-eco. Eco-lumber itu dapat digunakan sebagai pagar, penghiasan atau sebagai bahan pembuatan tenda darurat.
“Ini 100% dibuat dari bahan daur ulang, 100% dari limbah plastik, kita juga memasukkan beberapa bahan tambahan dan pewarna. Bahan bangunan ini anti-busuk, bebas perawatan dan bebas pecah,” ujar Erica Reyes, kepala petugas operator The Plaf.
Baca juga: Jurnalis Filipina Menangkan Nobel Perdamaian
Kelompok peduli lingkungan itu telah mengumpulkan sampai sekitar 100 ton limbah plastik sampai saat ini. Mereka telah melakukan aksinya untuk menanggulangi masalah lokal yang mempunyai dampak global tersebut.
Sekitar 80% plastik laut global datang dari sungai-sungai di Asia, dan Filipina sendiri sudah mendonasikan sepertiga dari total tersebut, menurut data Our World dari Universitas Oxford pada tahun 2021.
Filipina tidak mempunyai rencana yang jelas dalam menanggulangi masalah plastik dan departemen lingkungannya telah mengatakan kalau mereka sudah menghubungi pabrik-pabrik untuk memperhatikan pengaturan limbahnya.
Dengan krisis limbah plastik yang sulit ditangani ini, pandemi Covid-19 juga telah memperburuk situasi tersebut.
Setiap hari ada sekitar 300 ton limbah plastik yang dihasilkan dunia, menurut laporan dari Program Lingkungan PBB, masalah yang juga diperburuk oleh pandemi dikarenakan semakin banyaknya produksi pelindung wajah, sarung tangan, tempat makanan takeaway dan juga pembungkus plastik untuk barang pemesanan online.
“Banyak orang masih belum tahu bagaimana plastik didaur ulang,” ujar Allison Tan, rekan pemasaran The Plaf.
“Kami memberikan wadah kepada masyarakat, daripada membuang plastik itu dengan sembarangan … mereka dapat memberikannya kepada pendaur ulang seperti kami dan kami akan merubahnya menjadi barang yang lebih berguna,” tambahnya.
Selain menanggulangi masalah limbah, kelompok pendaur ulang tersebut juga sudah berdiskusi dengan organisasi non-pemerintah dalam membantu membangun ulang rumah-rumah yang hancur karena badai topan menggunakan bahan bangunan mereka.
(RAG)