Peneliti dari Inggris menemukan bahwa dokter ahli bedah ataupun ilmuwan roket mempunyai otak yang tak jauh berbeda dengan warga biasa,
Internasional

Peneliti Inggris Bandingkan Otak Ahli Bedah, Insinyur Roket dan Orang Biasa

Channel9.id-Inggris. Peneliti dari Inggris menemukan bahwa dokter ahli bedah ataupun ilmuwan roket mempunyai otak yang tak jauh berbeda dengan warga biasa, Selasa (14/12/2021).

Para peneliti mengolah data dari 329 insinyur luar angkasa dan 72 ahli bedah saraf yang menyelesaikan 12 soal online menggunakan Great British Intelligence Test (GBIT) dari platform Cognitron. Mereka juga menjawab pertanyaan seputar, usia, jenis kelamin dan tingkat pengalaman di bidang pekerjaannya.

Soal online itu mencakup pertanyaan seputar aspek kemampuan berpikir, termasuk perencanaan dan penalaran, memori kerja, perhatian atau fokus, dan kemampuan pemrosesan emosi. Kemudian para peneliti itu membandingkan hasilnya dengan 18,000 masyarakat biasa di Inggris yang juga menjawab soal serupa.

Temuan itu mengungkapkan kalau ahli bedah hanya menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam kecepatan memecahkan masalah namun mempunyai kemampuan yang lebih rendah daripada masyarakat pada umumnya.

“Perbedaan kecepatan pemecahan masalah oleh para ahli bedah kemungkinan berasal dari bidang kerjanya yang membutuhkan kemampuan memecahkan masalah yang cepat, yang kemungkinan bisa berasal dari bakat, atau, walaupun kecil, karena terbiasa melatih otaknya untuk mengambil keputusan dalam waktu cepat,” kutip para peneliti.

Para peneliti melakukan penelitian ini karena ingin menjawab pertanyaan apakah salah satu profesi itu membutuhkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi atau tidak. Pertanyaan ini terkenal karena sketsa oleh Mitchell dan Webb dimana seorang ahli roket menyindir seorang ahli bedah yang sombong dengan mengatakan: “Operasi otak … tidak sesulit ilmu roket kan?”

Namun, tim peneliti itu menemukan ada sedikit perbedaan kemampuan kognisi antara insinyur luar angkasa dengan dokter ahli bedah. Insinyur ahli bedah unggul dalam bidang fokus dan manipulasi mental, sedangkan ahli bedah menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam pemecahan masalah semantik.

“Intinya temuan ini menunjukkan kalau setiap orang mempunyai keahlian yang berbeda-beda, ada yang ahli di bidang A ada yang ahli di bidang B. Tak mudah untuk menguasai seluruh bidang yang ada,” ujar Aswin Chari, seorang peserta pelatihan bedah saraf di rumah sakit Great Ormond Street dan penulis studi tersebut.

Mengutip dua profesi yang dibahas dalam studinya, Chari menambahkan: “Ini membuktikan kalau mereka unggul dalam segala hal, mereka hanya ahli dalam beberapa aspek yang membuat mereka ahli dalam bidangnya itu,” pungkasnya.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  7  =