Channel9.id-Korea Utara. Militer Korea Selatan menyebutkan Korea Utara telah menembakkan dua rudal balistik jarak pendek (SRBM) dari sebuah bandara di ibu kota Pyongyang pada hari Senin (17/1/2022). Ini membuat uji coba tersebut sebagai peluncuran keempat Korea Utara pada bulan ini.
Jepang juga melaporkan soal peluncuran tersebut, dengan ketua sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno mengutuk tindakan tersebut sebagai ancaman untuk keamanan dan kedamaian.
Dalam kurang dari dua minggu, Korea Utara telah melakukan uji coba senjata nuklirnya. Dikabarkan kalau dua diantaranya melibatkan uji coba “rudal hipersonik´yang mampu meluncur dengan kecepatan dan manuver tinggi, sedangkan uji coba Jumat lalu melibatkan rudal balistik jarak pendek dari kereta.
Uji coba Senin ini nampaknya melibatkan dua SRBM yang ditembakkan ke arah timur dari Landasan Udara Sunan di Pyongyang, ungkap Kepala Staff Gabungan Korea (JCS) dalam pernyataannya.
Sebelumnya pada tahun 2017, Korea Utara telah menembakkan 12 rudal balistik jarak menengah (IRBM) di bawah pengawasan Kim Jong Un.
“Rudal yang ditembakkan pada hari Senin melaju secepat 280 km dengan ketinggian 42 km,” ungkap pernyataan JCS.
Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi mensugestikan kalau rudal itu nampaknya telah jatuh di lautan dekat pantai timur Korea Utara.
“Dapat dilihat kalau tujuan uji coba terus-menerus dari Korea Utara ini adalah untuk meningkatkan teknologi rudalnya,” ujarnya kepada wartawan.
“Uji coba rudal balistik terus-menerus Korea Utara adalah masalah penting bagi komunitas internasional, termasuk Jepang,” tambah Kishi. Ia menambahkan kalau peluncuran rudal tersebut adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korea Utara untuk mengembangkan rudal balistiknya.
Komando militer AS di Indo-Pasifik menyatakan kalau uji coba tersebut tidak mengancam AS dan aliansinya, namun “peluncuran rudal tersebut menekankan dampak dari program senjata terlarang Korea Utara,” paparnya.
Kecepatan uji coba dan peluncuran dari lokasi yang berbeda-beda mensugestikan kalau Korea Utara mempunyai rudal yang cukup untuk melakukan beragam uji coba tersebut dan membantu menegaskan kembali kredibilitas kekuatan militernya, ujar Mason Richey, seorang profesor Universitas Hankuk di Seoul.
(RAG)