Jurnalis Meksiko Berunjuk Rasa Minta Perlindungan Pemerintah
Internasional

Jurnalis Meksiko Berunjuk Rasa Minta Perlindungan Pemerintah

Channel9.id-Meksiko. Jurnalis Meksiko memulai unjuk rasa di seluruh penjuru negerinya terhadap kasus pembunuhan tiga wartawan yang baru-baru ini terjadi, mendesak pemerintah bertindak lebih tegas lagi terhadap isu tersebut, Rabu (26/1/2022). Dalam unjuk rasa itu, mereka mendesak berakhirnya impunitas yang kerap kali melekat terhadap kasus pembunuhan rekan-rekanya tersebut.

Unjuk rasa itu dilaksanakan setelah jurnalis kawakan Lourdes Maldonado tewas pada hari Minggu lalu, setelah tiga tahun lalu ia mengungkap kasus pembunuhan dengan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador dan sejak saat itu ia menuturkan kalau ia takut akan keselamatan dirinya.

Para pengunjuk unjuk rasa yang berkumpul di Puebla menebarkan bunga dan menyalakan lilin di sepanjang jalan dengan papan bertuliskan “Kami marah dengan pembungkaman ini”, sedangkan di daerah negara bagian Chihuahua, pengunjuk rasa menuliskan tulisan “Jurnalisme terancam” di sebuah diniding dan menggambarkan wajah Maldonado sebagai penghormatan.

Israel Ibarra, rector di kampus komunikasi Baja California, menyatakan kalau pemerintah dan masyarakat gagal dalam bertindak, mereka sama saja “turut andil” tak hanya untuk kasus pembunuhan Maldonado dan yang lainnnya, namun juga terhadap “pembunuhan kebebasan berekspresi di Meksiko”.

Meksiko adalah salah satu negara di dunia paling berbahaya untuk para jurnalis. Menurut kelompok advokasi Article 19, dari tahun 2000-2021, sudah 145 jurnalis gugur.

Jaringan jurnalis Meksiko memutuskan untuk melakukan sebuah perkumpulan, yang kebetulan berbarengan dengan kampanye onlinenya.

“Ini adalah suatu hal yang mendesak bagi pemerintah untuk mencegah serangan-serangan sepeti itu, melindungi para jurnalis saat mereka menjadi korban, dan menginvestigasi kasus kejahatan terhadap dewan pers dengan menyeluruh,” kutip pernyataan Article 19 dalam pernyataannya.

Pembunuhan Maldonado di daerah kota perbatasan Tijuana, tempat dimana ia sudah bekerja selama bertahun-tahun, terjadi setelah dua jurnalis Meksiko lainnya juga tewas pada bulan ini.

Lopez Obrador, yang dikritik tidak melakukan upaya yang cukup untuk melindungi para wartawan, menyatakan kalau kepemerintahannya akan melakukan investigasi dan “menyelesaikan kasus criminal ini untuk mencegah terjadinya kasus-kasus serupa terhadap rekan jurnalis lainnya,” paparnya.

Para kritikus menyatakan Lopez Obrador telah gagal untuk menepati janjinya dalam mengurangi angka kekerasan, melawan organisasi kejahatan di Meksiko yang sudah terlalu parah, dan mengurangi impunitas. Sang presiden menuturkan kalau kejahatan dan kekerasan di Meksiko merupakan produk dari korupsi dan ketidakadilan yang sudah kronis.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  55  =  57