Channel9.id-Jakarta. Twitter baru saja mengumumkan perubahan besar pada bisnisnya, sejak Parag Agrawal menjadi pimpinan perusahaan. Didapati bahwa rata-rata pengguna aktif harian yang bisa dimonetisasi (monetizable daily active users/mDAU) naik menjadi 217 juta, meningkat 13% dari tahun ke tahun (year on year/YoY). Namun, angka ini meleset dari perkiraan sejumlah analis yang menargetkan 218,6 juta, lapor CNBC. Twitter menambahkan hanya enam juta mDAU baru sejak kuartal terakhir—satu juta di AS dan lima juta secara internasional. Pendapatan keseluruhan dari tahun 2021 adalah $5,08 miliar, meningkat 37% YoY.
Meskipun berbagai hal itu berjalan ke arah yang baik, Twitter berharap untuk tumbuh jauh lebih cepat dari ini. Twitter mengatakan pihaknya berharap bisa mencapai rata-rata 315 juta mDAU di akhir 2023 nanti. Namun, jika peningkatan per kuartal cenderung sedikit seperti sekarang, maka tujuan tersebut tak bisa dicapai.
Terlepas dari tantangan itu, perusahaan teguh pada tujuannya. “Tidak ada perubahan pada tujuan kami sebesar 315 juta mDAU rata-rata pada Q4 2023,” kata CFO Twitter Ned Segal, dikutip dari The Verge.
Pembaruan itu ada karena Agrawal telah berjanji untuk mempercepat pengembangan perusahaan. Setelah ditunjuk menjadi CEO pada akhir November 2021, Twitter mengakuisisi platform pengiriman pesan, Quill, untuk meningkatkan fitur pesan langsungnya. Pun melakukan penambahan berbagai fitur baru, termasuk dukungan untuk gambar profil NFT pada Januari lalu dan teks video otomatis pada Desember lalu.
Satu hal yang perlu dicatat, sebelum kepergian mantan CEO Jack Dorsey, kecepatan peluncuran produk baru di Twitter sudah meningkat pesat. Perusahaan telah bekerja keras untuk mengembangkan fitur audio Spaces, layanan berbayar Twitter Blue, dan telah menambahkan fitur monetisasi baru untuk konten kreator seperti Super Follows dan Tip Jars.
Agrawal telah menata ulang Twitter menjadi tiga pilar utama sejak mengambil alih: Konsumen, Pendapatan, dan Teknologi Inti. Sementara itu, beberapa karyawan berpangkat tinggi telah meninggalkan perusahaan, termasuk mantan pemimpin teknik Michal Montano, kepala desain dan penelitian Dantley Davis, kepala keamanan Peiter Zatko, dan kepala petugas keamanan informasi Rinki Sethi, lapor New York Times pada Januari lalu.