Techno

Oracle Mau Pastikan Algoritme dan Moderasi TikTok Bebas Campur Tangan Cina

Channel9.id-Jakarta. Oracle sedang memastikan apakah algoritme dan model moderasi konten di TikTok dicampurtangani oleh pemerintah Cina.

Adapun TikTok saat ini sedang dalam proses memindahkan semua data pengguna Amerika Serikat (AS) ke penyimpanan cloud Oracle, yang berbasis di AS. Dilansir dari Engadget (17/8), audit yang dilakukan oleh Oracle telah dimulai pekan lalu—setelah TikTok mengatur rute semua lalu lintas dari pengguna AS ke sistem sebelumnya di Cina.

Juru bicara TikTok mengatakan kepada Axios bahwa ulasan tersebut memeriksa bagaimana algoritme TikTok menampilkan konten. Upaya ini ditujukan “untuk memastikan bahwa hasilnya sesuai dengan harapan dan modelnya tidak dimanipulasi dengan cara apa pun.”

Perihal manipulasi konten itu, Oracle sendiri belum merincinya. Adpaun mengenai moderasi, Oracle akan secara teratur melihat praktik TikTok terkait dengan otomatisasi dan ulasan konten.

Sebelumnya di 2020, pemerintahan Trump memaksa agar TikTok dijual ke perusahaan AS, yakni Oracle dan Walmart. Namun, ini tak terjadi.

Sementara itu, TikTok telah berkomitmen agar lebih transparan. Mereka meyakinkan regulator serta pembuat undang-undang bahwa data pengguna AS aman di tangan mereka.

CEO TikTok Shou Zi Chew baru-baru ini menyurati sembilan senator Partai Republik bahwa TikTok “bekerja dengan Oracle pada kontrol keamanan data baru yang canggih yang kami harapkan bisa diselesaikan dalam waktu dekat.” Sebelumnya, Pwra senator mengajukan pertanyaan tentang teknisi di perusahaan induk TikTok, ByteDance, yang berperan dalam membentuk algoritme aplikasi.

Kemudian Chew merespons dengan mengatakan, “Insinyur ByteDance di seluruh dunia bisa membantu mengembangkan algoritme tersebut. Namun, kami dengan Oracle akan memastikan bahwa algoritme TikTok dilakukan di Oracle Cloud Infrastructure dan juga akan memastikan pemeriksaan keamanan dan validasi algoritme pihak ketiga yang sesuai.”

Sebagai informasi, pada Juni lalu, BuzzFeed News melaporkan bahwa teknisi ByteDance yang berbasis di Cina berulang kali mengakses data non-publik tentang pengguna TikTok di AS. Chew mengatakan bahwa para pekerja itu hanya bisa mengakses informasi tersebut dengan “kontrol keamanan siber yang kuat dan protokol persetujuan otorisasi yang diawasi oleh tim keamanan kami yang berbasis di AS”.

Laporan itu menyebabkan Brendan Carr, komisaris senior Partai Republik Komisi Komunikasi Federal, mendesak Apple dan Google untuk menghapus TikTok dari toko aplikasi mereka. Di tengah skandal itu, kepala keamanan global TikTok mengundurkan diri bulan lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  1  =