Channel9.id-Jakarta. Himpunan Mahasiswa Farmasi ‘Ars Praeparandi’ ITB (HMF ‘AP’ ITB) bakal menjadi tuan rumah untuk acara “68th International Pharmaceutical Student’s Federation (IPSF) World Congress” di 2023 mendatang. Dalam hal ini, Bali, Indonesia dipilih sebagai lokasi pegelaran acara.
“Rencananya, kongres akan diadakan di Bali. Kota dengan julukan Pulau Dewata ini memiliki daya tarik tersendiri melalui kebudayaan setempat dan berbagai tempat destinasi yang menarik. Bali juga banyak dikenal oleh pelajar dari mancanegara,” tutur Immanuel Giustino selaku Ketua IPSF World Congress 2023 sekaligus anggta HMF ‘AP’ ITB, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Channeld.id, Kamis (22/9).
Sebagai informasi, HMF ‘AP’ ITB merupakan himpunan mahasiswa Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung. Himpunan ini merupakan salah satu anggota dari IPSF. Adapun IPSF sendiri ialah organisasi kefarmasian internasional non-politik, nonreligius, dan nonprofit, yang menghimpun lebih dari 500.000 mahasiswa dan lulusan baru bidang farmasi.
Kongres dunia itu sendiri merupakan salah satu kegiatan utama IPSF yang digelar tahunan. Sebagaimana namanya, ini merupakan acara berskala dunia atau internasional. Acara ini akan dihadiri oleh delegasi-delegasi IPSF lebih dari 100 negara. Kongres ini meliputi banyak kegiatan, termasuk simposium, perlombaan, interaksi kebudayaan, hingga kampanye kesehatan.
Penunjukkan HMF ‘AP’ ITB sebagai tuan rumah World Congress 2023 bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Perlu dilakukan _bidding_ terlebih dahulu di hadapan delegasi resmi dan komite eksektutif IPSF.
Persiapan _bidding_ menjadi tuan rumah dimulai dari beberapa mahasiswa Sekolah Farmasi ITB 2019, yang dibimbing oleh Erick Rene dan Jayson Wilbert—yang juga merupakan anggota HMF ‘AP’ ITB.
Ide persiapan _bidding_ ini pertama kali diusung oleh Erick. Ia melihat potensi besar yang memungkinkan HMF ‘AP’ ITB menjadi tuan rumah acara itu. Diketahui, HMF ‘AP’ ITB pernah menjadi tuan rumah acara IPSF sebanyak dua kali, yaitu pada World Congress 2009 di Bali dan Asian Pasific Pharmaceutical Symposium (APPS) 2019 di Bandung. Erick sendiri mengetuai APPS 2019 lalu.
Adapun persiapan untuk _bidding memakan_ waktu kurang dari dua bulan. Tiba di 7 Agustus 2021, _bidding_ kemudian dipresentasikan oleh Immanuel Giustino untuk mewakili tim HMF ‘AP’ ITB, di hadapan para delegasi IPSF.
Wakil Ketua IPSF World Congress 2023 Shafanisa Fadhila mengatakan bahwa sejak tahun lalu, sudah melalui serangkaian proses, mulai dari penentuan konsep acara, perancangan anggaran, persiapan media sosial, dan masih banyak lagi.
“Berbagai rapat juga telah dilalui Panitia IPSF World Congress 2023, mulai dari rapat internal, rapat dengan Executive Committee IPSF Global, hingga rapat dengan Universitas Udayana,” tuturnya.
Perempuan yang akrab disapa Dhila ini tak memungkiri bahwa pihaknya harus menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya persiapan acara dilakukan secara remote karena panitia merupakan mahasiswa ITB, yang kampusnya berbasis di Bandung, sementara acara akan digelar di Bali.
Sekretaris Jenderal IPSF World Congress 2023 Amiiratu Muthiia Wisasani menambahkan bahwa “Panitia juga perlu membiasakan diri menyiapkan acara luring karena selama ini terbiasa menyiapkan acara daring.”
Kendati begitu, berbagai tantangan itu bukan penghambat semangat. Amiiratu melanjutkan bahwa “Panitia sudah berdiskusi dengan APPS 2019, World Congress 2019, serta bidang terkait dari IPSF APRO untuk benchmarking. Panitia juga mulai menyusun proposal yang akan ditujukan bagi pihak sponsor dan media partner.”
Lebih lanjut, Immanuel, Dhila, maupun Amiiratu punya harapan baik mengenai pegelaran acara tersebut. Immanuel berharap “acara itu megah dan menyenangkan, serta menjadi ajang mahasiswa farmasi untuk menambah ilmu dan relasi.”
Adapun Dhila berharap upaya mahasiswa Sekolah Farmasi ITB sebagai perwakilan Indonesia bisa menggelar acara dengan lancar. Sementara itu, Amiiratu berharap “acara ini bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia dan tentunya HMF ‘AP’ ITB bisa lebih dikenal oleh mahasiswa mancanegara.”
wih keren banget!!