Channel9.id-Jakarta. Sebelum Elon Musk benar-benar membeli Twitter dan melakukan PHK, para karyawan Twitter memperingatkan kepadanya bahwa PHK merupakan tindakan “sembrono”. Hal ini disampaikan para karyawan melalui surat terbuka yang diedarkan di internal, yang ditujukan kepada Musk dan dewan Twitter.
Surat itu muncul setelah The Washington Post melaporkan bahwa Musk ingin memangkas sebanyak 75 persen dari sekitar 7.500 staf Twitter.
“Rencana Elon Musk untuk memberhentikan 75% pekerja Twitter akan merusak kemampuan Twitter untuk melayani publik,” kata surat itu, dikutip dari Engadget (25/10). “Ancaman ini sembrono, merusak kepercayaan pengguna dan pelanggan kami pada platform kami, dan merupakan tindakan intimidasi pekerja yang transparan. Kami tidak dapat melakukan pekerjaan kami di lingkungan yang terus-menerus dilecehkan dan diancam.”
Surat itu juga mencatat daftar tuntutan untuk “kepemimpinan saat ini dan masa depan” Twitter. Selain “kebijakan pesangon yang adil untuk semua pekerja,” penulis surat ingin Musk mempertahankan tunjangan karyawan yang ada, termasuk pekerja jarak jauh. Sebelumnya, Musk sebelumnya mengkritik kerja jarak jauh, dan menyarankan sebagian besar karyawan Twitter harus kembali ke kantor.
Selain itu, surat itu juga mengisyaratkan potensi perpecahan ideologis antara beberapa pekerja Twitter dan Musk. Disebutkan bahwa para karyawan lebih menyukai moderasi.
“Kami menuntut agar kepemimpinan tidak mendiskriminasi pekerja berdasarkan ras, jenis kelamin, kecacatan, orientasi seksual, atau keyakinan politik mereka,” sambung surat itu.
Belum jelas seberapa banyak pekerja yang menandatangani surat itu. Namun, surat itu mengindikasikan bahwa bakal ada banyak persoalan yang bisa dialami karyawan Twitter di bawah kepemimpinan Musk.
Lebih lanjut, setelah pertempuran hukum antara Twitter dan Musk selama berbulan-bulan, tampaknya kesepakatan keduanya akan diselesaikan pada batas waktu 28 Oktober.