Techno

“Think Tank” Korea Selatan Diretas Korea Utara

Channel9.id-Jakarta. Sebanyak 892 ahli kebijakan luar negeri di Korea Selatan diretas, lapor Engadget. Pemerintah Korea Selatan yakin bahwa pelaku peretasan bekerja untuk pemerintah Korea Utara.

Adapun ahli yang diretas mencakup anggota “think tank” dan akademisi. Peretasan ini terjadi sejak April. Serangan peretas dimulai melalui phising di email, yang mengklaim berasal dari tokoh-tokoh politik Korea Selatan. Email ini biasanya melampirkan tautan ke situs palsu atau virus. Kendati taktik ini tak begitu canggih, setidaknya bisa membodohi sejumlah korban.

Oleh karena taktik itu, sejumlah ahli terkemuka kehilangan data pribadi mereka, email mereka juga berhasil disusupi oleh peretas, dan 13 perusahaan menjadi korban ransomware.

Polisi pastikan bahwa hanya 49 penerima yang benar-benar menyerahkan kredensial ke situs palsu itu. Selain itu, hanya dua perusahaan yang membayar uang tebusan, yakni sekitar 2,5 juta won (sekitar Rp30,9 juta). Meski kerugian itu yang didapat, masih sulit dipastikan untuk menilai dampak keseluruhan dari kerugian tersebut.

Tak jelas apa yang diperoleh oleh para peretas Korea Utara dari kampanye terbaru ini. Namun, bisa dipastikan ini bukan serangan online terakhir ke Korea Selatan. Sebelumnya, Korea Utara menargetkan peneliti keamanan untuk menemukan kerentanan yang belum ditambal. Bahkan menggunakan tragedi Halloween di Itaewon sebagai alat untuk menargetkan warga Korea Selatan.

Melansir Engadged, di beberapa tahun terakhir ini, peperangan di dunia maya telah menjadi fokus utama Korea Utara. Bahkan metode peperangan itu tetap diandalkan sekalipun Korea Utara ingin menghalangi militer asing dengan metode yang lebih tradisional, seperti membuat senjata nuklir.

Di samping itu, peretasan juga menjadi sumber pendapatan utama bagi Korea Utara yang terus-menerus mengalami krisis keuangan dan nyaris terputus dari pasar dunia. Diperkirakan para peretas Korea Utara telah mencuri mata uang kripto senilai $1,72 miliar sejak 2017.

Kendati para peretas menutupi jejak mereka dengan cukup baik, target, taktik, dan alamat IP membuat polisi percaya bahwa peretas itu merupakan kelompok yang juga meretas Pembangkit Listrik Tenaga Air & Nuklir Korea pada 2014 silam. Mereka juga percaya bahwa para peretas tak akan menghentikan aktivitas mereka meski mereka sudah ketahuan. Pihak berwenang mendesak orang-orang, terutama mereka yang bekerja di bidang sensitif seperti teknologi dan pemerintah, untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan mereka dan lebih waspada terhadap penangkapan pelaku phising dan peretasan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

47  +    =  53