Lalu hal apa yang dicermati ke depan?
Ashmore menyoroti soal aliran dana investor asing. Dilihat dari year to date, Ashmore melihat aliran dana investor asing masuk ke saham dan obligasi menyusul pernyataan the Federal Reserve yang cenderung kurang agresif pada akhir tahun 2018.
Investor asing pun masuk ke pasar saham. Pada Januari 2019, arus dana investor asing masuk ke pasar saham mencapai USD 213 juta atau sekitar Rp 3 triliun (asumsi kurs Rp 14.104 per dolar Amerika Serikat). Angka ini dua kali lebih cepat dari Januari 2018 sebesar USD 132 juta atau sekitar Rp 1,86 triliun.
Sementara itu di obligasi, aliran dana investor asing capai USD 897 juta. Sedangkan pada Januari 2018, aliran dana investor asing masuk ke obligasi capai USD 2,44 miliar.
Mengapa aliran dana investor asing itu menjadi penting?
Ashmore menilai, aliran dana investor asing menjadi katalis utama untuk penilaian pasar Indonesia. Salah satu alasan yang bisa mendorong arus dana investor asing masuk yaitu kinerja pertumbuhan laba bersih per saham atau earning per share (eps). Pada 2019, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan eps diperkirakan melebihi Amerika Serikat, negara berkembang dan Asia Pasifik.
Melihat kondisi itu usai koreksi di pasar saham pada 2018, penilaian pasar saham Indonesia lebih menarik dari pada akhir 2017.
“Pada akhir 2018, PER 16,1 kali adalah 12 persen lebih menarik dari pada akhir 2018 dengan PER 18,3 kali. Oleh karena itu, posisi asing sangat rendah di Indonesia ada potensi untuk memanfaatkan koreksi pada 2018, dan adanya pemilihan umum dapat menarik aliran dana investor asing lebih tinggi dan paling penting prospek moneter global yang menguntungkan,” tulis Ashmore.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mengenal Investasi Obligasi