Channel9.id-Jakarta. Kolombia dan Ekuador telah meluncurkan sistem peringatan bersama untuk melindungi warga asli Awa dari serangan kelompok bersenjata di daerah perbatasan kedua negara, dikutip dari Aljezeera pada Rabu (8/3).
Dalam konferensi pers pada hari Selasa di ibu kota Kolombia, Bogota, ombudsman ham dari kedua negara mengumumkan sistem baru yang didesain untuk memperingatkan pemerintah dan petugas militer kedua negara tentang adanya potensi ancaman serangan bersenjata ke suku Awa.
“Keberadaan kelompok bersenjata dan organisasi kriminal di daerah perbatasan Ekuador dan Kolombia sangatlah mengancam, terkhusus terhadap 29,000 warga Awa yang tinggal di sana,” tulis Ombudsman Kolombia, Carlos Camargo, di Twitter.
Disaat aktivitas ilegal seperti penambangan menjamur di sekitar lingkungan tempat tinggal warga asli Awa, para kelompok bersenjata yang berjaga di sekitar juga turut mengancam mereka.
Camargo mengatakan warga Awa telah dibantai dan diusir dari tempat tinggal mereka. Anak-anak Awa juga menjadi target rekruitmen kelompok-kelompok kriminal tersebut.
Ia mengatakan sekitar 14 orang suku Awa telah tewas pada tahun lalu dan sekitar 10,000 lainnya telah diusir atau terpaksa pergi dari tempat tinggal mereka karena tingginya tingkat kekerasan di daerah tersebut.
Kelompok bersenjata tersebut – yang diantaranya adalah pembangkang dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang sekarang telah dibubarkan dan pemberontak dari Tentara Pembebasan Nasional (ELN) – memang sering beroperasi di daerah perbatasan.
Baca juga: PBB Ungkap Setidaknya 78 Pembela HAM Dibunuh di Kolombia
Presiden Kolombia Gustavo Petro sendiri tengah berusaha untuk bernegosiasi dengan kelompok senjata tersebut, termasuk kelompok ELN.
“Dengan menjalankan operasi mereka di daerah perbatasan yang rapuh itu – didukung dengan sedikitnya kehadiran pemerintah disana – telah membuat mereka lebih leluasa,” ujar Camargo.
Camargo menyerukan kelompok-kelompok bersenjata itu untuk menyerang, mengintimidasi, atau mengancam warga pribumi Awa.
(RAG)