Channel9.id. Kasus yang menimpa Meta baru-baru ini menunjukkan bahwa peretas sudah merambah kecerdasan buatan (AI). Dilansir dari Mashable, tim keamanan Meta menemukan adanya ancaman malware baru, termasuk melalui pemberdayaan AI.
“Di beberapa bulan terakhir, kami menyelidiki dan menindaklanjuti malware yang memanfaatkan minat orang-orang pada ChatGPT OpenAI serta mengelabui mereka agar menginstal malware, dengan berpura-pura menyediakan AI,” lapor Meta.
Meta melaporkan pihaknya telah menemukan “sekitar sepuluh keluarga malware baru” yang menggunakan alat chatbot AI, seperti ChatGPT OpenAI, untuk meretas akun pengguna.
Salah satu skema yang menonjol ialah proliferasi ekstensi browser web berbahaya yang menawarkan fungsionalitas ChatGPT, menurut Meta. Pengguna mengunduh ekstensi ini untuk Chrome atau Firefox, misalnya, untuk menggunakan chatbot AI. Namun, ekstensi tersebut mengandung malware yang bisa mengakses perangkat pengguna.
Meta mengaku telah menemukan lebih dari 1.000 URL unik yang menawarkan malware sebagai ChatGPT atau alat terkait AI lainnya. Meta telah memblokir URL tersebut agar tak dibagikan di Facebook, Instagram, dan Whatsapp.
Meta menjelaskan begitu pengguna mengunduh malware, peretas bisa segera menyerang perangkat pengguna dan terus memperbarui metode mereka untuk mengakali protokol keamanan. Sebagai contohnya, peretas bisa dengan cepat mengotomatiskan proses mengambil alih akun bisnis dan memberi izin iklan.
Lebih lanjut, Meta mengatakan telah melaporkan “tautan jahat” ke berbagai pendaftar domain dan penyedia hosting yang digunakan oleh peretas ini.
Baca juga: OpenAI Tingkatkan Kontrol Privasi di ChatGPT
