Channel9.id-Jakarta. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali menggelar seminar nasional dengan tema “Penguatan Tata Kelola Pendidikan Nasional Dalam Meningkatkan Kualitas SDM di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0,” pada Senin (19/6/2023). Acara ini masih merupakan rangkaian acara Dies Natalis UNJ ke-59, dan diselenggarakan oleh mahasiswa doktoral Manajemen Pendidikan Pascasarjana UNJ.
Tata Tavip Budiawan, Ketua Panitia seminar menyebut bahwa pengembangan kualitas sumber daya manusia adalah kunci penting kemajuan bangsa. “Tata kelola pendidikan merupakan katalisator, maka kami berharap melalui pencerahan pemateri, kami dapat menguatkan komitmen implementasi pendidikan makro, meso dan mikro,” ucap Tata saat menyampaikan sambutan.
Saat ditanya mengenai tujuan dan harapannya, Tata menyampaikan bahwa tata kelola pendidikan nasional adalah langkah awal untuk kemajuan. Melalui acara ini, ucap nya, dapat terjadi peningkatan pemahaman, kesadaran, dan komitmen dalam aspek tata kelola pendidikan berkualitas. Ia sampaikan harapan bahwa hal tersebut menjadi modal untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan society 5.0.
Acara ini menghadirkan 3 panelis, yakni Prof. Imron Arifin yang merupakan Ketua Umum Asosiasi Program Studi Manajemen/Administrasi Pendidikan Indonesia, Prof. Nunuk Suryani sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, dan Purwosusilo selaku Wakil Kepala Dinas Provinsi DKI Jakarta. Disamping panelis, kegiatan ini menghadirkan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, sebagai keynotes speaker.
Pendidikan merupakan aspek yang mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Hal tersebut dikemukakan oleh Moeldoko. “Hal tersebut terwujud dalam kebijakan pemerintah yang berjiwa no one left behind”, ucapnya.
Ini terealisasi pada program Indonesia pintar yang pada 2023 menggunakan anggaran yang mencapai 21.7 Trilliun rupiah.
Ia melanjutkan, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah untuk pengembangan SDM Indonesia. Purnawirawan Jenderal ini menyebut bahwa hal tersebut sangat berkelindan dengan aspirasi Presiden Joko Widodo yang jadi aspirasi pemerintah, yakni, pembangunan infrastuktur, pembangunan sumber daya manusia, reformasi birokrasi, perbaikan regulasi, dan transformasi ekonomi. Untuk mewujudkan hal tersebut perguruan tinggi harus berkontribusi terhadap upaya pemajuan bangsa. Menurut kepala staf kepresidenan kelahiran Kediri ini, perguruan tinggi harus berjalan sinergis dengan pemerintah.
Sementara itu, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ menyampaikan apresiasi atas suksesnya seminar nasional yang diselenggarakan oleh mahasiswa doktoral Manajemen Pendidikan Pascasarjana UNJ ini. Terkait peran perguruan tinggi, ia menyampaikan beberapa strategi dan tantangan yang dihadapi. Hal tersebut dianggap sebagai kunci untuk menghadapi berbagai kemajuan di bidang teknologi yang Prof. Komarudin sebut sebagai era disrupsi.
“Fukuyama menyebut bahwa era disrupsi dapat mengandung makna gangguan dan inovasi,” ucapnya saat menyampaikan sambutan seminar. Bagi UNJ distrupsi harus dianggap sebagai peluang untuk transformasi dalam membangun tata kelola pendidikan unggul dan kelas dunia, ujarnya.
Prof. Komarudin juga sampaikan beberapa strategi yang harus ditempuh, yaitu: penguatan kurikulum pendidikan tingi dan core competency, peningkatan hasil riset dan pengabdian masyarakat, penguatan infrastruktur berbasis IT, penguatan kolaborasi internasional dan nasional.
“Melalui seminar ini, berbagai stakeholder dapat meningkatkan tata kelola mutu SDM dalam aspek kompetensi dan kapasitas,” ucap Prof. Komarudin di kantornya.
Ia mengatakan, kompetensi dan kapasitas tidak hanya berhenti disitu, butuh berbagai pelatihan untuk tingkatkan kompetensi SDM. Hal tersebut, ia sebut sebagai cara sinergi pendidikan tinggi dengan pemerintah.
Baca juga: Teken Pakta Integritas, Rektor UNJ: Wujudkan Kampus Bebas dari Perundungan dan Kekerasan Seksual