Channel9.id-Jakarta. Intalasi kedua film serial Spider-Man Miles Morales mendapatkan respon positif. Multiverse sebagai plot point adalah aspek yang menarik minat penonton.
Spider-Man: Across the Spider-verse dianggap sebagai salah satu karya animasi terbaik. Bahkan disebut melampaui prequelnya, Spider-Man: Into the Spider-Verse. Pengaruh karya ini memiliki banyak pengaruh di media sosial dengan kemunculan trend “cannon event:” sebagai format meme. Spiderman-Man juga disebut menampilkan inklusivitas dalam representasinya.
Menurut Internet Movie Database (IMDB), Spider-Man Across the Spider-Verse telah berhasil mendapatkan skor 9.0/10 dan film peringkat teratas 11 yang dinilai pengguna IMDB. Selain itu, situs Rotten Tomatoes memberi 96% tomatometer dan nilai dari penonton yang mencapai 95%.
Petualangan Miles Morales diperkaya dengan berbagai karakter yang memiliki visual menarik dan narasi mendukung.
Seperti sebelumnya, Shameik Moore, suara dibalik Miles Morales tetap jadi kunci yang merekatkan semua aspek narasi. Petemuan Miles dengan karakter-karakter dari spiderverse lain juga memberikan potret unik terhadap dunia ini, Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari kinerja pemeran dibalik karakter tersebut. Daniel Kaluuya sebagai Spider-Punk, Karan Soni yang memainkan Spider-Man India, Hailee Steinfield sebagai Gwen Stacy dan tentu saja Oscar Isaac sebagai Spider-Man 2099.
Tidak hanya narasi, visual yang memanjakan mata adalah daya tarik dari serial film ini. Seperti pada film pertama, setiap karakter memiliki gambaran visual yang merefleksikan diri dan latar belakang mereka. Potret warna-warni Mumbattan, tempat asal spiderman adalah salah satu bagian yang membuktikan hal tersebut. Tentu saja tidak berhenti di karakter Pavitr Prabhakar ini.
Sutradara dan tim benar-benar membuktikan passion dan kerja mereka dalam setiap momen. Hal semacam ini dianggap sebagai aspek kuat dari karya animasi.
Salah satu aspek yang paling menonjol dari installment kedua film Spider-Man Miles Morales adalah aspek multiverse, atau semesta dimana ada diri kita dalam bentuk lain. Dalam hal Spider-Man terdapat banyak bentuk atau versi dari Spider-Man.
Hal tersebut menyusul trending penggunaan Multiverse sebagai plot point dalam berbagai film superhero dibawah bendera Marvel. Penggunaan multiverse sebagai plot point memungkinkan hubungan antar dunia animasi dan live action. Bahkan memungkinkan juga hubungan antara Disney dengan Marvel Cinematic Universe (MCU) dan Sony yang sama-sama memegang hak cipta terhadap berbagai karakter di Marvel Universe.
Konsep multiverse sebagai plot point dalam film-film MCU mulai eksis dalam phase 3 film Marvel. Doctor Strange yang rilis pada 2016 menjadi awalan dari narasi yang memungkinkan untuk ekspansi dunia lewat multiverse. Phase 3 sendiri diakhiri dengan Spiderman Far from home yang juga mendapatkan persepsi baik dan hype yang luar biasa berkat elemen multiverse dalam narasi cerita.
(FB)