Channel9.id – Jakarta. Kaum muda seringkali menjadi korban perundungan. Padahal perilaku tersebut memiliki dampak panjang terhadap kesehatan mental korban.
Siswa SMP Negeri 2 Pringsurat berhadapan dengan hukum setelah membakar sekolahnya. Hal tersebut ia lakukan karena mengalami perundungan tidak hanya dari teman sekolahnya tapi juga dari guru. Siswa berinisial R tersebut telah lama mengaku jadi korban perundungan. Kepala sekolah SMP tersebut menyebut siswa bersankutan seringkali mencari perhatian. “Saat dipanggil guru, seringkali pura-pura muntah atau bahkan kerusupran, “ ujar Bejo Pranoto, kepala sekolah SMP Negeri 2 Pringsurat.
Dilansir dari BBC, kejadian perundungan serupa bukanlah kali pertama menyebabkan kerugian besar. Siswa SD kelas 1 di Medan, Sumatera Utara dikabarkan meninggal dunia setelah dikeroyok oleh Sembilan orang temannya. Survei PISA 2018 mencatat bahwa korban perundungan mencapai 41% pelajar berusia 15 tahun. Survei serupa oleh Kementerian Pemberdayaan dan perlindungan anak pada 2018 menemukan bahwa dua dari tiga anak pernah alami kekerasan semasa hidupnya. DItambah lagi, tiga dari empat korban perundungan menyebut pelaku kekerasan merupakan teman atau sebayanya.
Meskipun pemerintah, melalui kementerian Pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi (Kemendikbudristek), telah menaruh perhatian hal ini masih kerap terjadi. Permendikbud no 82 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di satuan pendidikn masih tidak diiringi dengan penanganan komprehensif di sekolah.
Padahal perilaku tersebut memiliki dampak serius terhadap perkembangan anak. Dampak dari perundungan bisa dengan mudah ditemukan karena sudah banyak jadi sumber penelitian. Bahkan penelitian paling mutakhir telah menyarankan model pendukung otonomi untuk menciptakan suasana aman. Penelitian tersebut sudah dilakukan di sekolah Korea Selatan.
Baca juga: Masalah Kesehatan Mental Kaum Muda, Lingkungan dan Media Sosial
Inovasi tersebut dibutuhkan untuk menghindari dan penanggulangan dampak kesehatan mental bagi korban perundungan. Meaghan Lightfoot-Warner, pakar kesehatan mental dari McGovern Medical School Texas, menyebutkan bahwa mengalami perundungan di usia muda berdampak secara psikologis sampai seumur hidup. “di masa ini, anak sedang mengidentifikasi peran, mengembangkan personalitas, dan menemukan diri, “ tulisnya.
Perundungan menyisakan perasaan yang dapat berkembang jadi kemarahan, terhadap diri sendiri atau orang lain. Meaghan juga menyebut masalah tersebut akan berdampak terus dalam bentuk perasaan yang bermasalah. “bisa menyebabkan masalah kepercayaan dengan orang lain, kepercayaan diri, dan kemarahan,” tulisnya.
Respon kekerasan yang dilakukan oleh R dapat menjadi bentuk amarah yang bersangkutan dengan pengalaman jadi korban perundungan.
(FB)