Channel9.id – Jakarta. Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, telah mengatakan bahwa mereka tidak akan membangun markas permanen di Papua Nugini, Kamis (27/7/2023). Pernyataan ini diumumkan disaat AS mengumumkan pengiriman kapal penjaga pantai ke negara pasifik tersebut.
Austin memberikan pernyataan ini saat ia berkunjung ke Pelabuhan Moresby, ibu kota Papua Nugini.
Ia mengatakan kedua negara tengah memperdalam kerja samanya dalam bidang ketahanan dan akan memodernisasi pasukan pertahanan Papua Nugini.
“Tujuan kami adalah memastikan kalau kami memperkuat kemampuan Papua Nugini dalam mempertahankan dirinya sendiri,” tambahnya.
Dibawah perjanjian ini, pasukan penjaga pantai Amerika Serikat akan tiba di Papua Nugini pada bulan Agustus nanti. Austin meluruskan bahwa pengiriman pasukan ini adalah juga untuk membantu Papua Nugini mempertahankan sumber daya maritimnya, juga untuk menindak aktivitias illegal di lautannya.
Kesepakatan ini terjadi disaat Amerika Serikat dan aliansinya berusaha mencegah negara-negara pasifik untuk menjalin hubungan keamanan dengan Tiongkok.
Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, menegaskan bahwa kerja sama ini untuk meningkatkan kapabilitas pertahanannya, bukan untuk persiapan perang.
“Amerika Serikat tak butuh lahan Papua Nugini untuk peluncur roket-roketnya,” ujarnya. “Mereka sudah punya markas di Filipina, Korea, dan daerah-daerah lainnya yang jauh lebih dekat dengan Tiongkok.
Kunjungan ini menjadi kunjungan pejabat tinggi Amerika Serikat ke negara tetangga Indonesia ini. Austin berkunjung untuk meningkatkan jejak militer AS di daerah tersebut ditengah kompetisi sengitnya dengan Tiongkok.
Baca juga: Pejabat Amerika Serikat Harap Hubungan dengan Tiongkok Membaik
Isi Kesepakatan Perjanjian Amerika Serikat-Papua Nugini
Sebelumnya pada bulan Mei lalu, Papua Nugini dan AS menandatangani Kerja Sama Pertahanan. Kepakatan ini akan meningkatkan pelabuhan dan bandara di Papua Nugini untuk kepentingan militer dan sipil.
Selain itu, kesepakatan itu menyatakan bahwa pasukan AS diperbolehkan untuk beroperasi di Papua Nugini, termasuk di pangkalan laut Lombrum yang tengah dibangun oleh Australia dan Amerika Serikat.
“Saya perjelas kembali: Kami tidak ingin membangun markas permanen di Papua Nugini,” ujar Austin saat media konferensi di Papua Nugini.
(RAG)