Hot Topic

Wakil Kepala BPIP: Santri Pilar Indonesia Merdeka

Channel9.id-Jakarta. Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono menegaskan pentingnya peran santri sebagai tulang punggung negara. Hal itu disampaikan Karjono di hadapan 850 santri pada acara peresmian gedung MA Nahdlatul Muslimin di Undaan Kidul, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (30/7/2023).

“Santri adalah pilar kokoh Indonesia merdeka. Kita tidak boleh melupakan sejarah, seperti kata Bung Karno dalam JAS MERAH, ‘Jangan Sekali-Sekali Melupakan Sejarah’, dan saat ini kita punya JAS HIJAU, ‘Jangan Sekali-Sekali Melupakan Jasa Ulama’,” ucapnya.

Karjono menyoroti jasa-jasa para ulama yang tak tergantikan dalam memerdekakan Bangsa Indonesia. Peran K.H. Hasyim Azhari, seorang kyai besar PBNU, yang memimpin perlawanan sukses mengusir penjajah Belanda dari tanah air, menjadi inspirasi bagi para santri.

“K.H. Hasyim Azhari mencatatkan sejarah dengan semangat, bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman, pesan ini harus dijunjung tinggi oleh warga negara Indonesia,” ucapnya.

Tak hanya itu, Karjono juga menekankan Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa yang mengikat kita untuk saling mendukung dan menjaga keutuhan bangsa. Dalam melihat situasi yang kompleks di negeri ini, persatuan dan kesatuan adalah kunci untuk menghadapi berbagai tantangan.

“Seperti yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan kita dari masa ke masa, mulai dari Sumpah Palapa yang disampaikan oleh Gajah Mada hingga Sumpah Pemuda, sampai Proklamasi oleh Bung Karno dan Bung Hatta,”jelasnya.

Karjono melanjutkan, Pancasila merupakan Suh (ibarat pemersatu lidi/sapu), artinya pemersatu bangsa, kalau tidak ada Suh yaa akan bercerai berai.

“Mari kita tingkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, rasa saling menghargai dan rasa saling tolong-menolong, gotong-royong karena tujuan kita sama, yaitu Indonesia bersatu, khususnya bagi kita umat beragama ke Tuhan Yang Maha Esa, dan kita harus senantiasa terbuka untuk mencari ilmu hangat dibatasi untuk mencari kebenaran sejati,” tambahnya.

Karjono juga berbagi kisah inspiratif tentang Pancasila dalam tindakan, bahwa menjadi orang yang benar dan pintar merupakan hal yang lebih dihargai daripada sekadar pintar tanpa integritas.

Namun, Karjono juga mengungkapkan keprihatinan akan beberapa aspek yang melemah pasca reformasi, termasuk hilangnya mata ajar dan matakuliah Pancasila di dunia pendidikan.

“Kabar yang sangat menggembirakan saat ini dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan,  dan Keputusan Mendikbudristek Nomor 067/H/P/2022 tentang Penetapan Buku Refetensi Utama Pendidikan Pancasila serta Keputusan Mendikbudristek Nomor 026.C/H/P/2022 tentang Penetapan Buku Teks Utama Pendidikan dan Pembinaan Ideologi Pancasila, untuk Pendidikan Anak Usia Dini,  Pendidikan Dasar dan Menengah,”paparnya.

Baca juga: Waka BPIP Beri Tips Bekerja Profesional Kepada Ratusan Pengurus Korpri 

Penetapan Buku Refetensi Utama Pendidikan Pancasila, dan Penetapan Buku Teks Utama Pendidikan dan Pembinaan Ideologi Pancasila, untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah dibuat BPIP bersama Kemendibudristek. Karjono berharap, Bupati Kudus segera mewajibkan Pendidikan di wilayahnya menerapkan Pendidikan Pancasila.

Pada kesempatan sama, pimpinan Darusalam Qomarudin berharap acara tersebut dapat menghilangkan stigma negatif tak berdasar tentang pesantren sebagai sumber radikalisme dan intoleransi. Beliau menegaskan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang menyatukan pendidikan umum dan agama, sebagai wujud kebhinekaan dan kebersamaan.

Sejuknya kerukunan berbeda tapi satu terpancar dari madrasah ini, memperlihatkan betapa pentingnya memahami perbedaan dan saling menghargai. “Semoga dalam kesempatan ini dan seterusnya, stigma negatif yang tak bertanggung jawab bisa dihilangkan, sehingga kebersamaan dan persaudaraan semakin kuat dan kokoh,” ujarnya.

Qomaruddin juga bangga dengan BPIP karena semakin nampak sepak terjangnya di daerah. “Kudus merupakan Kota Wali, Kota Santri yang mana tidak banyak pejabat tinggi datang ke Kudus, lebih-lebih berkenan Ziarah ke Sunan Kudus, tapi berbeda dengan BPIP semalam ziarah tiga wali,”tandasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14  +    =  19