Channel9.id – Jakarta. Pengamat energy dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi meminta pemerintah tidak lagi memberikan izin PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda.
Sebab, menurut dia, setiap kali izin relaksasi ekspor konsenterat diberikan, Freeport selalau ingkar janji untuk menyelesasikan pembangunan smelter sesuai waktu ditetapkan.
“Freeport selalu mengancam akan menghentikan produksi dan melakukan PHK besar-besaran jika tidak diizinkan mengekspor konsenterat. Ancaman tersebut sesungguhnya hanya gertak sambal yang tidak akan pernah dilaksanakan,” ujar Fahmy dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
Menurut dia, jika Freeport benar-benar menghentikan produksinya sudah pasti akan memperpuruk harga saham Freeport McMoran, pemegang saham 41% PTFI yang listed di Pasar Modal Wall Street, New York.
Tidak hanya kali ini saja izin relaksasi ekspor konsenterat diberikan kepada Freeport. Sejak 2014 sudah lebih dari delapan kali izin relaksasi diberikan kepada Freeport. Pemberian izin relaksasi ekspor konsenterat, ujar Fahmy, akan menghilangkan kesempatan bagi Indonesia untuk menaikkan nilai tambah produk hilirisasi.
Relaksasi ekskpor konsenterat itu juga akan menimbulkan diskriminasi terhadap pengusaha nikel dan bauksit yang selama ini sudah diwajibkan hilirisasi di smelter dalam negeri, sehingga mereka akan menuntut relaksasi ekspor serupa.
“Kalau pemerintah memenuhi tuntutan tersebut, maka program hilirisasi andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan porak poranda. Padahal tujuan mulia program Jokowi dalam hilirisasi adalah menaikkan nilai tambah dan mengembangkan ecosystem industri,” ujar Fahmy.
Berdasarkan alasan tersebut, dia berharap kali ini pemerintah tidak lagi memberikan izin ekspor konsenterat yang diajukan oleh Freeport. Pemerintahan Jokowi seharusnya tidak perlu takut dengan gertak sambal yang dilontarkan oleh Freeport.
“Pemerintah harus konsisten dengan kebijakan pelarangan ekspor konsenterat, serta tetap konsisten menjalankan program hilirisasi untuk menaikkan nilai tambah dan membangun ecosystem industri,” jelas Fahmy.
Sebelumnya, Freeport kembali mengajukan perpanjangan (relaksasi) ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda sampai dengan smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur beroperasi penuh pada akhir 2024. Pemerintah sebelumnya sudah memberikan izin perpanjangan ekspor konsentrat PTFI, yang mestinya berakhir pada Juni 2023 diperpanjang sampai Mei 2024.
Menjelang akhir 2023, PTPI meminta kembali izin relaksasi ekspor konsenterat. Alasannya, saat ini progres pembangunan smelter tembaga Manyar PTFI di Gresik mencapai sekitar 84%.
Baca juga: Produksi Tembaga Freeport Diprediksi Turun Tahun Ini
IG