Hot Topic Nasional

Kukuhkan 4 Guru Besar Tetap dari FIP,  Rektor UNJ Berharap Banyak Inovasi Pendidikan

Channel9.id – Jakarta. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali mengukuhkan 4 guru besar tetap dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) hari ini. Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin berharap pengukuhan 4 guru besar tetap FIP ini dapat melahirkan banyak inovasi dalam dunia pendidikan.

Komarudin mengatakan pengukuhan keempat Guru Besar dari Fakultas Ilmu Pendidikan hari ini merupakan rangkaian prosesi pengukuhan yang kedua dari 22 orang Guru Besar yang akan dikukuhkan, pada gelaran tahap dua (2).

“Dengan dikukuhkannya keempat guru besar hari ini, UNJ memiliki tambahan SDM yang secara kapasitas sudah sangat teruji keilmuannya di bidang pendidikan yang menguatkan core LPTK UNJ, khususnya pada bidang manajemen pendidikan, teknologi pembelajaran, dan psikologi pendidikan,” ujarnya di Aula Latief Hendraningrat Gedung Dewi Sartika, Kampus A UNJ pada Rabu (15/11/2023).

“Semoga pencapaian ini, dapat memotivasi kita semua dan mendorong lahirnya inovasi pendidikan yang membawa kemaslahatan untuk bangsa dan negara,” tambahnya.

Adapun keempat guru besar yang dikukuhkan tersebut yaitu Prof. Dr. Nurhattati, M.Pd (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan); Prof. Dr. Suryadi (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan); Prof. Dr. Waluyo Hadi, M.Pd (Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran Musik Sekolah Dasar); dan Prof. Dr. Asep Supena, M.Psi (Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus).

Dalam kesempatan itu, Prof. Dr. Nurhattati, M.Pd. mengangkat judul “Rekultivasi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar: Tantangan dan Peluang di Indonesia” dalam orasi ilmiahnya.

Prof. Nurhattati menyatakan pentingnya upaya rekultivasi implementasi Manajemen Berbasis Sekolah karena beberapa alasan, 1). Fenomena tingginya tingkat keragaman (diversitas dan kemajemukan) masyarakat bangsa Indonesia; 2). Terdapatnya permasalahan terkait rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, diantaranya disebabkan rendahnya pengelolaan dan pengembangan institusi; 3). Banyaknya jumlah SD yang membutuhkan advokasi dalam mengimplementasikan MBS; 4). Belum efektifnya penerapan model pengelolaan pendidikan secara sentralisasi; dan 5). MBS menjadi pilihan rasional untuk diterapkan dan dikembangkan di Indonesia.

Kedua, orasi Ilmiah Prof. Dr. Suryadi, berjudul “Tantangan dan Arah Pengembangan Manajemen Pendidikan di Indonesia Era Revolusi Industri 4.0 dan Soceity 5.0”.

Menurut Prof. Suryadi, Manajemen Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk arah, efektifitas, dan mutu lembaga pendidikan. Menurutnya, terdapat beberapa tantangan manajemen pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, diantaranya: 1). Minat masyarakat dan tingkat pengeluaran terhadap pendidikan secara umum lebih tinggi dibandingkan sebelumnya; 2). Keterbatasan praktik manajemen pendidikan saat ini antara tujuan pendidikan yang diharapkan dengan kenyataan yang dihasilkan; 3). Cara kerja sistem yang dikelola oleh jaringan pengambil keputusan dan administrator di berbagai tingkatan; 4). Perkembangan Teknologi; dan 5). Kepemimpinan inovatif.

Selanjutnya, dalam rangka pengembangan manajemen pendidikan ke depan, maka perlu dilakukan: 1). Penguatan paradigma keilmuan; 2). Transformasi manajemen pendidikan dan arah pengembangan manajemen sekolah; 3). Penguatan terhadap profesi manajemen pendidikan; dan 4). Pengembangan konsep integrated sciences manajemen pendidikan

Ketiga, orasi Ilmiah Prof. Dr. Waluyo Hadi, M.Pd mengangkat judul “Lagu Anak sebagai Media Integrasi Pengalaman Belajar dalam Penguatan Karakter Siswa Sekolah Dasar”. Judul ini merupakan refleksi dari kepakaran Prof. Waluyo pada bidang seni musik sekolah dasar dengan mengembangkan penciptaan lagu anak berbasis Kurikulum 13 berupa audio dan media audio visual.

Menurut Prof. Waluyo, penggunaan lagu anak dalam penguatan pendidikan karakter atau perilaku siswa sekolah dasar memiliki peran yang penting dalam proses pendidikan.

Di era teknologi saat ini, siswa dapat belajar dan merasakan musik dengan cara yang lebih interaktif dan menarik, yang pada gilirannya dapat memperkuat pengaruh positif musik pada perkembangan akademik dan karakter siswa.

Selanjutnya, Prof. Waluyo menjelaskan terdapat 10 cara di mana lagu anak dapat berkontribusi dalam menguatkan pendidikan karakter siswa, yaitu: 1). penanaman nilai-nilai positif; 2). meningkatkan kesadaran emosional; 3). pembelajaran bahasa; 4). peningkatan kreativitas; 5). meningkatkan kepatuhan dan disipin; 6). pengenalan budaya dan nilai tradisional; 7). mengajarkan etika bernyanyi bersama; 8). meningkatkan kesadaran sosial; 9). memupuk rasa kepedulian; dan 10). menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

Keempat, Orasi Ilmiah Prof. Dr. Asep Supena, M.Psi yang mengetengahkan judul “Metode Suku Kata Berbasis Multisensori untuk Mengatasi Kesulitan Membaca pada Disleksia”.
Topik ini merupakan hasil konstruksi penelitian-penelitian Prof. Asep dalam 3 tahun terakhir. ‘Metode Suku Kata Berbasis Multisensori’ merupakan puncak temuan dari studi tentang disleksia. Prof. Asep menyatakan, metode suku kata berbasis multisensori sebagai cara yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa disleksia.

Menurutnya, ada dua ciri utama dari metode suku kata berbasis multisensori. Pertama, penyajian serangkaian suku kata sebagai basis dalam mengajar membaca. Kedua, penyediaan pengalaman belajar yang bervariasi pada saat siswa belajar membaca yang mencakup pengalaman penglihatan, pendengaran, perabaan, dan kinestetik.

Baca juga: UNJ Kukuhkan Dua Guru Besar dari FIK dan FIP Hari Ini

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  38  =  39