Channel9.id-Jakarta. Polisi menegaskan, pihaknya tidak menggunakan peluru tajam pada saat mengamankan kerusuhan pada 21-22 Mei lalu.
Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo pun kembali menegaskan, instruksi jelas satuannya yang tak menggunakan peluru tajam saat pengamanan 21-23 Mei.
Dedi menjelaskan, tim investigasi Polri melalui sejumlah rekaman video terus menyelidiki aksi penembak misterius yang menewaskan sejumlah orang pada kerusuhan 21-22 Mei.
“Ada seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 175-an centimeter, berambut agak panjang, kurus. Dia menembakkan dengan tangan kiri. Sedang kita dalami. Ada saksinya,” kata Dedi.
“Pasukan Polri berada di depan perusuh, sedangkan perusuh yang meninggal dunia ditembak dari arah samping dan dari arah belakang,” jelasnya.
Penelusuran dilakukan melalui video, CCTV, dan keterangan para saksi yang menyebut pelaku penembak yang menembak dari arah samping.
Sementara itu Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suyudi Ario Seto menjelaskan mengenai hasil autopsi dari sembilan orang yang tewas saat kerusuhan 21-22 Mei.
“Peristiwa yang dilakukan oleh sekelompok perusuh tersebut mengakibatkan adanya sembilan perusuh yang meninggal dunia. Empat diantaranya telah dilakukan autopsi dan visum et repertum. Dan ditemukan dua proyektil yang ada di tubuhnya. Kemudian lima diantaranya belum di autopsi, karena dari pihak keluarga tidak berkenan untuk dilakukan autopsi,” katanya.
Salah satu korban yang telah diautopsi adalah Harun Al Rasyid, remaja berusia 15 tahun. Dia meninggal ditempat, pada malam kerusuhan 22 Mei di Jembatan Slipi Jaya, Slipi, Jakarta Barat.
Suyudi mengatakan berdasarkan penyelidikan Polres Jakbar,
keterangan saksi menyebutkan ada seseorang yang diduga melakukan penembakan
dari sisi kanan dengan jarak kurang lebih 30 meter. Sementara anggota Polri
yang menghadapi kerusuhan saat itu berjarak 100 meter.
“Dari saksi
yang diperiksa, dia mengatakan almarhum Harun Al Rasyid ditembak dengan pistol
berwarna hitam dan mengarahkan pistol ke kiri, ke arah Harun,” ujarnya.
Suyudi mengatakan
hasil autopsi Harun ditemukan proyektil peluru berukuran 9 x 17 mm. Dia menduga
peluru tersebut dari senjata nonorganik Polri.
“Arah
tembakan miring, jaraknya kurang lebih 11 meter, arahnya juga lurus mendatar,
karena di sana ada trotoar agak tinggi, pelaku ini memang agak tinggi,”
kata Suyudi.
Proyektil juga ditemukan di tubuh Abdul Aziz, pelaku
kerusuhan yang tewas di depan Asrama Brimob. Suyudi mengatakan penembakan itu
diduga dilakukan oleh orang tak dikenal dengan jarak kurang lebih 30 meter dari
arah belakang.